AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Israel telah meminta bantuan militer darurat sebesar 10 miliar dolar AS (USD) kepada Amerika Serikat, The New York Times melaporkan pada Senin malam, tulis Anadolu Agency.
Surat kabar tersebut, mengutip tiga pejabat yang mengetahui permintaan tersebut. Mereka mengatakan bahwa paket bantuan tersebut sedang dimasukkan ke dalam rancangan undang-undang oleh Kongres yang berkoordinasi dengan Gedung Putih.
RUU tersebut juga akan mencakup dana yang dicari pemerintahan Biden untuk Ukraina, Taiwan, dan perbatasan AS-Meksiko.
Pada hari Minggu, Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer mengatakan dalam kunjungan ke Israel bahwa anggota Parlemen AS telah membahas penyediaan amunisi 155 mm kepada Tel Aviv.
Amunisi tersebut untuk digunakan oleh sistem pertahanan rudal Iron Dome.
Selain amunisi 155 mm, AS juga memberikan bantuan bom presisi, dan peralatan JDAM untuk mengubah bom standar menjadi bom presisi.
Israel telah melancarkan kampanye udara besar-besaran di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas oleh kelompok Hamas Palestina pada Sabtu pagi.
Israel meminta 1,1 juta warga Palestina di Gaza untuk mengungsi ke wilayah selatan.
Gaza mengalami krisis kemanusiaan yang mengerikan karena tidak adanya listrik, sementara air, makanan, bahan bakar, dan pasokan medis hampir habis ketika warga sipil melarikan diri ke wilayah selatan menyusul peringatan Israel untuk mengevakuasi wilayah utara.
Pertempuran antara Hamas dan Israel dimulai ketika Hamas pada 7 Oktober memulai Operasi Badai Al-Aqsa, sebuah serangan mendadak multicabang sebagai pembalasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan pemukim terhadap warga Palestina.
Militer Israel kemudian melancarkan Operasi Pedang Besi terhadap sasaran Hamas di Jalur Gaza.
Setidaknya 2.808 warga Palestina, termasuk 750 anak-anak, tewas dalam serangan udara Israel di Gaza.
Sementara kebih dari 1.400 warga Israel tewas dalam konflik tersebut.
-RNS-