AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Kemandirian industri persenjatan Iran bergerak maju pesat, justru akibat embargo senjata dari negara-negara Barat.
Beragam persenjatan dihasilkan secara mandiri, terutama dilakukan dengan cara rekayasa terbalik (reverse engineering).
Salam satunya adalah sistem SPAAG (Self-Propelled Anti-Aicraft Gun) Bahman 57 mm, yang mulai diperkenalkan pada 2016 silam.
Sistem senjata antipesawat ini dipersenjatai dengan kanon ganda kaliber 57 mm, yang ditempatkan di atas bak belakang truk 6X6 KrAZ-6322 buatan Ukraina.
Bahman dilengkapi dengan turret senjata antipesawat Self-Propelled Gun ZSU-57-2 yang telah dimodifikasi.
Persenjataan utama terdiri dari kanon ganda S-68 57 mm yang memiliki kinerja dan penggunaan amunisi yang sama dengan senjata antipesawat S-60 tunggal yang ditarik (towed).
Turret memiliki elevasi +85º, depresi -5º, dan traverse turret 360º. Kanonnya memiliki laju tembakan 105 hingga 120 putaran/menit.
Jangkauan tembak horizontal maksimum adalah 12.000 m, sedangkan jangkauan vertikal maksimum 8.000 m.
Dalam posisi menembak, kendaraan distabilkan dengan menggunakan dua kaki penyangga besar dengan sistem hidrolik yang diturunkan ke tanah di setiap sisi turret.
Untuk mengoperasikan sistem senjata Bahman 57 mm dibutuhkan tiga orang awak, termasuk pengendara kendaraan.
-RBS-