AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Dalam perkembangan signifikan yang menandai era baru kemampuan militer Ukraina, Angkatan Udara Ukraina merilis foto jet tempur Su-27 Flanker yang dilengkapi bom berpemandu presisi JDAM-ER (Joint Direct Attack Munition-Exced Range) yang telah dimodifikasi.
Gambar pemasangan bom tersebut dipublikasikan oleh akun Telegram resmi Angkatan Udara Ukraina pada 24 Agustus 2023.
Diketahui, bom JDAM-ER yang diintegrasikan pada Su-27 tersebut merupakan pasokan dari Amerika Serikat (AS).
Sebelumnya pada Maret 2023, Angkatan Udara Ukraina mengonfirmasi pengerahan JDAM untuk menyerang pasukan Rusia yang menduduki wilayahnya.
Para pejabat AS juga mengakui pasokan versi JDAM-ER jarak jauh tersebut, yang mampu mencapai target hingga jarak 72 km (45 mil) jauhnya.
Jangkauan yang diperluas ini memberikan Angkatan Udara Ukraina kemampuan untuk melancarkan serangan berpresisi tinggi terhadap sasaran vital musuh, baik di garis depan maupun di belakang, tanpa memasuki zona pertahanan udara musuh.
Dilansir Army Recognition (25/8), bom dalam foto tersebut diidentifikasi sebagai Mark 82, berbobot 230 kg dengan bahan peledak 89 kg.
Jika dilengkapi dengan kit JDAM-ER, bom Mark 82 mampu mengenai sasaran pada jarak hingga 72 km dengan deviasi maksimal hingga 11 m.
Meskipun Su-27 mempunyai kemampuan untuk membawa bom udara buatan Barat, pesawat ini masih tidak dapat memprogram titik dampak dalam penerbangan.
Pemasukan program penerbangan dan sasaran dilakukan di lapangan terbang sebelum amunisi dipasang pada pesawat.
Sistem JDAM ini terdiri dari ekor yang dapat dikontrol dan sistem kendali inersia yang dipasangkan dengan penerima GPS, telah merevolusi peperangan udara dengan mengubah bom konvensional menjadi amunisi berpemandu.
Integrasi bom JDAM-ER Barat dengan jet tempur Su-27 Timur ini mewakili kemajuan signifikan dalam kemampuan perang udara Ukraina.
-RBS-