AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Rusia pada 6 Agustus lalu melakukan serangan rudal terhadap fasilitas pabrik mesin pesawat Motor Sich milik Ukraina.
Serangan rudal yang disertai dengan serangan drone itu itu telah membuat fasilitas Motor Sich mengalami kerusakan. Serangan ini juga menewaskan enam orang dari pihak Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, fasilitas Motor Sich yang berbasis di Zaporizhzhia, yang diambil alih pemerintahnya pada November, telah diserang Rusia.
Seperti diketahui, Ukraina dan perusahaan Baykar dari Turkiye telah menjalin kerja sama di mana Motor Sich akan menyediakan mesin-mesin pesawat untuk melengkapi drone Akinci dan Kizilelma.
Eugene Kogan, seorang analis keamanan dan pertahanan yang berbasis di Tbilisi, Georgia, mengatakan bahwa menurut informasi yang didapatnya, Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyatakan kekecewaannya terhadap Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdoğan.
Disebutkan bahwa terlepas dari hubungan persahabatan dan rasa hormat satu sama lain, usaha menantu Erdogan di Ukraina akan sangat merugikannya. Hal ini merujuk pada Ketua Baykar Technologies yaitu Selcuk Bayraktar, yang merupakan menantu dari Erdogan.
“Setiap fasilitas militer di Ukraina, lokal atau asing, adalah target yang sah, dan Rusia tidak akan terhalang oleh Ukraina untuk menghancurkan target tersebut,” sebut Kogan seperti diberitakan Defense News (12/8).
Motor Sich dan perusahaan Ukraina Ivchenko-Progress telah menyediakan mesin AI-450 untuk drone Akinci, serta mesin AI-25TLT untuk drone Anka-3 dan Kizilelma.
Mesin Motor Sich juga menggerakkan helikopter tempur kelas berat Atak II yang dikembangkan Turkish Aerospace.
Pembicaraan antara Turkiye dengan Motor Sich juga masih berjalan di mana Motor Sich diharapkan menyediakan mesin untuk helikopter utilitas T925 Turkiye.
Pada tahun 2019, LLC Avia Ventures, anak perusahaan Baykar, memperoleh izin untuk memproduksi drone Akinci dan TB2 di Ukraina. Pekerjaan ini akan dimulai pada tahun 2025.
Pada bulan Januari tahun itu, Baykar memenangkan kontrak senilai 69 juta USD untuk menjual enam sistem drone Bayraktar TB2 ke Ukraina.
Belakangan tahun itu, perusahaan Ukraina yang dikendalikan negara Ukrspecexport dan Baykar menandatangani kesepakatan untuk mengembangkan dan memproduksi teknologi sensitif dalam pertahanan dan kedirgantaraan.
Dan pada 2021, Turki dan Ukraina menandatangani kontrak untuk membangun fasilitas perbaikan dan pemeliharaan helikopter di Ankara.
Sebagai bagian dari kesepakatan, Motor Sich akan menyediakan suku cadang dan layanan pengujian mesin.
“Kami menganggapnya (serangan rudal Rusia di Motor Sich) sebagai peringatan simbolis Rusia yang mencerminkan ketidakpuasan Rusia atas beberapa inisiatif Turkiye,” kata seorang diplomat senior Turkiye.
Turkiye adalah anggota NATO. Namun pada 2017 membeli sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia, yang ditentang oleh Amerika Serikat.
-JDN-
Ati-ati Russia, Turki sangat cerdas dalam memainkan peran geopolitiknya. Segala ancaman terhadap kepentingan Turki dapat berakibat Fatal. Kartu As berupa S 400, dan nanti F 16V diepgang Turki. Pangkalan NATO dan Selat Bhosphorus yang merupakan akses satu-satunya ke laut Hitam merupakan jaminan kestabilan keamanan di Mediterania dan mencegah konflik tidak keluar dari Laut Hitam.
AS yang begitu kuatnya pun harus banyak bernegosiasi dan hanya berhasil menarik F 35 dari perjanjian. Apalagi negara macam Swedia-Denmark yang mengusik identitas Turki sebagai negara Sekuler beridentitas Islam yang kuat di Eropa.