AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Tentara Rusia dilaporkan mulai menggunakan amunisi mortir 120 mm HE (Peledak Tinggi) model 120ER yang dipasok oleh Myanmar.
Informasi yang cukup mengejutkan ini dicuitkan oleh akun Twitter Ukraine Weapons Tracker pada 26 Juli 2023.
Munculnya munisi mortir 120ER 120 mm HE Myanmar ditangan pasukan Rusia ini menimbulkan banyak pertanyaan tentang hubungan antara kedua negara.
Seperti diketahui, belakangan ini Myanmar lebih menjalin hubungan militer yang akrab dengan China.
Selain itu, hal itu menimbulkan pertanyaan tentang kapasitas produksi Rusia, meskipun telah meningkatkan kapasitas industri militernya secara signifikan; tampaknya mereka masih kekurangan amunisi domestik yang cukup.
Dengan artileri memainkan peran utama dalam konflik negara bertetangga ini, kemampuan untuk memasok amunisi sangat penting dalam perang yang telah dimulai sejak Februari tahun lalu tersebut.
Amunisi mortir 120ER ini dirancang untuk digunakan dengan mortir dengan berbagai panjang laras dengan kaliber 120 mm yang dilengkapi dengan bahan peledak 2 kg TNT.
Amunisi dapat mencapai kecepatan awal berkisar antara 100 hingga 455 m/dtk. Selain itu, dirancang untuk menahan tekanan gas maksimum kurang lebih164 MPa (ESCP, STANAG 4110).
Diwartakan oleh Army Recognition (27/7), munisi mortir 120ER menawarkan jangkauan beragam untuk operasi di lapangan. Bergantung pada panjang laras meriamnya.
Dengan panjang tabung 3 m, memiliki jangkauan maksimum 8.400 m. Lalu dengan tabung 2 m, berjangkauan maksimum 8.000 m. Sedangkan panjang tabung 1,6 meter, jangkauan maksimumnya 7.800 m.
-RBS-