AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Melanjutkan tulisan sebelumnya, berikut adalah sepuluh senjata maut Rusia dalam perang di Ukraina yang terbukti ampuh.
Iskander-M (ke-4)
Pada awal konflik Rusia-Ukraina yang dimulai pada 24 Februari dari 2022, selain rudal jelajah Kalibr yang diluncurkan dari kapal laut, dan Kh-101 yang dilepaskan dari pembom strategis, Pasukan Rusia juga menggunakan rudal balistik taktis jarak dekat 9K720 Iskander-M.
Misil permukaan ke permukaan yang di juluki NATO sebagai SS-26 Stone ini dirancang pada 1988 oleh tim Votkinsk Plant State Production Association (Votkinsk), Production Association Barricades (Volgograd) dan KBM (Kolomna). Misil baru diproduksi pada tahun 2006.
Dalam pergelarannya, sepasang misil Iskander-M ditempatkan di atas truk TEL jenis MZKT-7930 berpenggerak 8X8 dan didampingi dengan kendaraan pembawa misil untuk reload.
Iskander-M memiliki beberapa pilihan hulu ledak konvensional yang berbeda, termasuk hulu ledak munisi tandan, bahan bakar-udara, hulu ledak fragmentasi eksplosif tinggi.
Misil dapat juga dibekali penetrator bumi untuk penghilang bunker dan perangkat pulsa elektromagnetik untuk misi anti radar. Iskander-M juga dapat membawa hulu ledak nuklir.
Rudalnya berjangkauan antara 400 hingga 500 km. Dibekali mesin propelan padat satu tingkat dengan kecepatan luncur 5,9 Mach (hipersonik).
Sebagai senjata presisi, rudalnya menggunakan sistem panduan inersia dan optik untuk mencapai akurasi 10-30 m CEP (Circular Error of Probability).
UPAB-1500B (ke-5)
Untuk menghancurkan target strategis militer Ukraina seperti gudang senjata atau depot munisi, jet tempur Angkatan Udara Rusia juga mengandalkan bom luncur (glide) FAB-500M-62 dan UPAB-1500B.
Khusus mengenai UPAB-1500B atau dikenal sebagai (K029B), adalah bom terbaru dalam gudang senjata militer Rusia.
Mengenai keberadaan bom pintar ini, Rusia untuk pertama kalinya memamerkan varian ekspor UPAB-1500BE pada pameran MAKS 2019.
UPAB-1500B dilengkapi dengan sistem navigasi inersia dan panduan satelit, dengan berat hulu ledak 1 010 kg.
Bom ini dirancang untuk mengenai objek yang sangat terlindungi seperti bunker atau benteng dengan struktur beton pelindung. jarak 40 km.
Bom dijatuhkan dari pesawat dengan ketinggian minimum 14 km. Dengan jarak pelepasan bom yang jauh, pesawat akan aman dari jangkauan sistem rudal pertahanan udara milik lawan.
Bom berpemandu dengan berat 1.500 kg ini pertama kali digunakan menyasar salah satu objek di wilayah Chernihiv, Ukraina padaawal Maret 2023.
Bom yang dirancang dan diproduksi oleh Tactical Missiles Corporation ini dapat dibawa oleh jet tempur/serang Su-24, Su-30, Su-34, dan Su-35 termasuk MiG-35.
Geran-2 (ke-6)
Tak dipungkiri, drone kamikaze mengambil peranan penting selama Operasi Militer Khusus Rusia di Ukraina, terutama Shahed-136 yang awalnya dibeli Rusia dari Iran sekitar 2.000 unit.
Rusia memberikan nama baru sebagai Geran-2 (Rusiia: scara harfiah Geranium-2), selain membeli utuh, Rusia juga mulai memproduksinya dibawah lisensi di dalam negeri.
Drone bersayap delta ini dikerahkan dalam jumlah banyak atau bergerombol dengan maksud untuk menembus dan memperdayai sistem pertahanan udara Ukraina.
Pasukan Rusia menggunakan ketinggian yang berbeda dan arah yang berbeda untuk melewati sistem pertahanan udara, serta mengubah area peluncuran drone.
Geran-2 sering digunakan oleh angkatan bersenjata Rusia untuk menyerang fasilitas atau instalasi penting di kota-kota besar Ukriana.
Drone ini membawa hulu ledak fragmentasi berdaya ledak tinggi yang diperkirakan berbobot 30–50 kg, serta optik untuk serangan presisi.
Drone bersayap delta ini dilaporkan memiliki jangkauan operasi yang sangat signifikan, hingga jarak 2.000 km.
Keuntungan dari penggunaan drone kamikaze adalah biaya unit yang murah. Bahkan drone Geran-2 juga lebih murah dari rudal pertahanan udara Ukraina.
-RBS-