AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Perusahaan induk persenjataan negara Rusia, Rostec, pada 30 Juni 2023 mengumumkan bahwa batch pertama SPH (Self-Propelled Howitzer) versi terbaru 2S19M1 mulai dikirim ke Angkatan Bersenjata Rusia.
Fakta ini menunjukkan bahwa industri pertahanan Rusia terus memproduksi kendaraan dan peralatan tempur militer dengan volume tinggi, meskipun ada sanksi ekonomi dan keuangan yang dikenakan pada negara tersebut oleh Barat, seperti diberitakan Army Recognition (1/7).
Sumber di Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, 2S19M1 SPH baru ini akan segera dikerahkan untuk melakukan operasi tempurnya di Ukraina.
2S19M1 ini merupakan versi modern (upgrade) dari 2S19 MSTA-S 152 mm.
Sistem senjata 2S19M1 pertama kali didemonstrasikan di Nizhny Tagil Institute of Metal Testing’s (NTIIM’s) Staratel Proving Ground pada Maret 2020.
2S19M1 dilengkapi dengan meriam kaliber 152 mm, yang memiliki laju tembakan maksimum delapan putaran per menit.
Sistem SPH ini memiliki jarak tembak maksimum 41 km. Selain itu, dapat menembakkan proyektil berpemandu Krasnopol-M yang mampu mengenai target kecil pada jarak 17 km.
Salah satu fitur utama unggulan dari 2S19M1 yakni telah mengadopsi sistem pengendalian tembakan otomatis (AFCS) yang baru, memungkinkan penargetan dan penembakan sepanjang waktu dan segala cuaca.
Sistem AFCS ini memastikan penentuan koordinat secara otonom dan perhitungan pengaturan otomatis untuk menembak dari posisi tersembunyi, selain melakukan manuver balasan.
Penyelarasan senjata dan pemulihannya setelah penembakan dilakukan secara otomatis, yang secara signifikan meningkatkan waktu dan karakteristik akurasi sekaligus meringankan beban kerja penembak.
Sebagai penggeraknya, 2S19M1 didukung oleh mesin diesel V12 840 hp. Memiliki kecepatan maksimum 60 km/jam dan jarak jelajah sekitar 500 km.
-RBS-