AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Tanggal 22-30 Juni 1996, 27 tahun silam, gelaran Indonesia Air Show (IAS) yang ke-2 diselenggarakan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng.
Sementara pameran pertama IAS 1986, diselanggarakan satu dekade sebelumnya di Bandara Internasional Kemayoran, Jakarta.
IAS 1996 merupakan pameran kedirgantaraan terbesar di Tanah AIr dan terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Asian Aerospace di Singapura (mulai 2008 menjadi Singapore Airshow).
Sebagai tuan rumah, IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara) yang kini menjadi PT Dirgantara Indonesia (PTDI) memamerkan produk unggulan terbarunya kala itu, yakni prototipe pesawat penumpang regional N250.
Selain itu PTDI juga memperkenalkan program pengembangan pesawat regional mesin jet N2130, yang tampil dalam model skala.
PTDI juga menghadirkan pesawat angkut serbaguna NC212 dan CN235, serta helikopter NAS332 dan NBO-105.
Sementara produk luar yang menjadi bintang pameran adalah jet tempur Su-27 Flanker dari Rusia dan Pembom B-1B Lancer milik Angkatan Udara AS (USAF).
Untuk pesawat sipil yang banyak menyita perhatian pengunjung adalah jet penumpang supersonik Concorde dan pesawat berbadan tambun Boeing 777.
Acara juga dimeriahkan oleh kehadiran tim aerobatik Red Arrows dari Inggris, The Roulettes Australia, Elang Biru TNI Angkatan Udara, serta flypast jet tempur dari kapal induk Angkatan Laut AS (US Navy).
Rencananya waktu itu, mulai tahun 1998 pameran Indonesia Air Show akan digelar menjadi dua tahun sekali, yang dinamakan sebagai Asia Pacific Hi-Tech and Aerospace Show (APHAS).
Sayangnya APHAS tak pernah terselenggara karena terjadi krisis moneter yang melanda Indonesia kala itu.
-RBS-