AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pemerintah Jerman dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk mengirim sistem Gepard SPAAG (Self-Propelled Anti-Aircraft Gun) tambahan ke Ukraina.
Rencana tersebut disampaikan oleh Kepala Pusat Situasi Ukraina, Kementerian Pertahanan Jerman, Brigadir Jenderal Christian Freuding, dikutip surat kabar Die Welt edisi 25 Juni.
Menurut laporan tersebut, Jerman bermaksud untuk menyediakan Ukraina dengan 30 sistem Gepard lagi pada akhir tahun 2023 ini.
Sebelumnya, sebanyak 34 Gepard telah dikirimkan, ke Ukraina dan15 lainnya akan ditambahkan dalam beberapa minggu mendatang.
Mengenai Gepard, merupakan sistem pertahanan udara segala cuaca yang dikembangkan oleh Krauss-Maffei Wegmann (KMW) yang dikenal sebagai Flakpanzer Gepard.
Gepard dibangun berdasarkan sasis Leopard 1 MBT, yang dipersenjatai dengan dua kanon Oerlikon Contraves 35 mm KDA yang dipasang disisi kiri dan kanan kubah (turet).
Setiap kanon dimuati 320 butir munisi antipesawat dan 20 butir amunisi penusuk lapis baja. Kanon memiliki jarak tembak maksimum 5.500 m dengan amunisi FAPDS.
Sebagai sistem tempur anti pesawat, Gepard dilengkapi dengan dua radar termasuk radar pencari pulse Doppler yang terletak di bagian belakang atap turret dan radar pelacak yang dipasang di bagian depan turet.
Radar pencarian berputar pada 60 rpm dan menyediakan pengawasan wilayah udara terus menerus dengan kemampuan IFF (Identification Friend or Foe).
Untuk mengoperasikan dibutuhkan tiga orang personel terdiri dari komandan, pengemudi dan operator senjata.
Gepard dirancang untuk menghadapi pesawat tempur, helikopter serang, pesawat angkut, rudal, dan pesawat terbang tanpa awak.
-RBS-