ANGKASAREVIEW.COM – Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko telah mengusulkan kepada Presiden RI Joko Widodo untuk menghidupkan kembali Komando Operasi Khusus Gabungan TNI guna melawan atau menanggulangi aksi terorisme.
Moeldoko menyatakan hal itu kepada media pada acara coffee morning di Kantor Kepala Staf Kepresidenan, Gedung Bina Graha Jakarta, Jumat pagi.
Dikatakan Moeldoko, sewaktu dirinya menjabat Panglima TNI (2013-2015) Komando Operasi Khusus Gabungan TNI sudah direalisasikan.
“Waktu itu sebenarnya itu bukan wacana, tapi sudah kita bentuk komando operasi khusus gabungan,” kata Moeldoko.
Ditambahkan mantan KSAD ini, pembentukan organisasi komando operasi khusus gabungan dalam situasi kondisi global seperti sekarang sungguh diperlukan.
“TNI memang memiliki PPRC, tetapi ini (jumlahnya) besar. Sehingga, dalam penggerakannya memerlukan waktu. Tetapi, kalau komando operasi khusus gabungan itu terdiri dari pasukan elite Indonesia gabungan. Ada Kopassus, Denjaka dan Denbravo (Satbravo),” jelas Moeldoko.
Mereka, lanjut Moeldoko, dikumpulkan di standby force dengan status operasi.
“Semua kebutuhan seperti saat operasi. Tetapi, pekerjaannya sehari-hari adalah latihan. Mapping situasi di airport Bali misalnya. Setelah itu mereka latihan terus. Sehingga, begitu ada kejadian di Bali kita proyeksikan prajurit itu ke sana dengan mudah. Demikian juga dengan membuat proyeksi di tempat lain,” papar lulusan terbaik AKABRI 1981 ini.
Pasukan komando operasi khusus gabungan dipersiapkan dalam tempo yang secepat-cepatnya bisa digerakkan.
“Saya kemarin diskusi dengan presiden. Saya sampaikan apa yang saya lakukan (dulu) itu dan beliau sangat tertarik. Sangat mungkin akan dihidupkan kembali,” pungkas Moeldoko.
RONI SONTANI