AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mengatakan, pemerintah saat ini sedang melakukan negosiasi dengan Uni Emirat Arab (UAE) untuk membeli pesawat jet tempur Mirage 2000-9.
Pembelian ini, kata Prabowo, bertujuan untuk mengisi kekosongan pesawat tempur Indonesia yang sudah berumur tua.
“Kita lagi nego juga dengan Emirates, mereka punya juga Mirage 2000-9. Ini lagi kita nego juga mudah-mudahan kita bisa mengakuisisi ini untuk menjaga sekarang sampai lima tahun sampai pesawat-pesawat kita yang baru full ada di kita,” ujar Prabowo di Bandung, Jumat, 16 Juni 2023, seperti dikutip Viva.
Baca: Yunani ingin membeli Mirage 2000-9 bekas pakai UEA
Sementara itu dalam tayangan di kanal YouTube Garuda TV juga dijelaskan bahwa Jakarta akan membeli 24 unit Mirage 2000, terdiri dari 12 Mirage 2000-5 dari Qatar dan 12 Mirage 2000-9 dari Uni Emirat Arab.
Pembelian pesawat bekas Mirage 2000-5 menimbulkan beragam pendapat dari warganet, ada yang pro namun juga ada yang kontra.
Baca: Maroko Mendapat Lungsuran Gratis Puluhan Mirage 2000-9 dari UEA
Yang pro menyebut ini adalah upaya dari Kementerian Pertahanan untuk meningkatkan persenjataan TNI AU.
Namun yang kontra menyebut, pembelian pesawat yang makin beragam akan menyulitkan TNI AU dalam pemeliharaan pesawat-pesawatnya.
-Poetra-
Setuju dengan apa yg dilakukan oleh kemenhan,dan secepatnya harus diantisipasi oleh TNI AU untuk segera menyiapkan SDM nya ..jangan sampai kasus th 1999/2000 terulang lagi…kita bisa membangun hubungan baik dengan negara’ manapun dan juga antisipasi konflik dengan negara mana tanpa kawatir terkena sangsi dari negara pemasok..
Bagus itu,dg membeli pesawat tersebut indonesia akan menjadi macan asia lagi mantap jendral Prabowo.
Kalaubaiknya sih.. fokus kerjasama dgn korsel tuk memulai produksi bersama menuju mandirinya alutsista..
Pemeliharaan mirage terkenal mahal, pun spare part sdh langka, krn pesawat sdh tdk di produksi lagi. Klo bekas sih mending ambil gripen stok au swedia. Lbh muda sama2 single engjine, pun gripen terkenal dg ongkos pemeliharaan yg lbh ekonomis.
Setuju. Saya bingung kenapa ga ambil gripen yang banyak malah rafale sama F-15 yang operasionalnya mahal. Dengan gripen hampir semua lanud kita bisa didarati tanpa harus upgrade besar2an
itu karena gripen partnya banyak dari amerika,jerman,inggris,dbjadi rawan di embargo
Sebagai negara non-blok memang sebaiknya kita punya peralatan perang buatan Barat ( Eropa/USA) juga peralatan perang dari timur ( Rusia/ Korea/China/jepang) sehingga jika suatu saat ada embargo dari salah satu nya kita masih mempunyai kekuatan yg memadai untuk menjaga NKRI
Ada kegagalan baik di tubuh TNI AU dan Kemenhan dalam perencanaan alutsista, 10 tahun yang lalu mereka kemana? Kok ribut nya sekarang dan ngomong alutsista tnia au pada tua, proses ini berjalan dari 20, 15 ,10 tahun yang lalu
Cukup tidak mengerti atas urgency nya menghadirkan pesawat bekas sambil menunggu pesawat baru datang.
Apakah Indonesia dalam suasana akan berhadapan dengan perang antar negara dalam waktu dekat?
Saya menilai pembelian pswt tempur bekas hanya membenani APBN saja. Lebih baik biaya beli pesawat bekas dialihkan untuk kepentingan kesejahteraan Rakyat Indonesia….