AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Dibandingkan dengan negara tetangganya Korea Utara yang menjadi peseterunya, Korea Selatan dapat dikatakan jauh tertinggal dalam hal kepemilikan rudal balistik.
Negeri Ginseng hanya memiliki rudal balistik taktis jarak dekat keluarga Hyunmoo (Kura-Kura Hitam) — nama tersebut diambil dari sebuah mahluk mitologi yang merupakan Penjaga Langit Utara.
Generasi pertama Hyunmoo-1 berhasil diuji coba pada 1982. Namun pengembangannya sempat dihentikan dan baru diuji lagi pada tahun 1985.
Selanjutnya hadir generasi kedua yaitu Hyunmoo-2A yang berjangkauan lebih jauh dari pendahulunya. Namun karena kesepakatan pada tahun 2001 dengan MTCR (Rezim Kontrol Teknologi Rudal), jangkauan rudal dibatasi hingga 300 km.
Belakangan pada 2009, Korea Selatan tetap meneruskan pengembangan varian dengan jangkaun yang ditingkatkan menjadi 500-550 km pada Hyonmoo-2B.
Kemudian pada 2017 versi upgrade dari Hyunmoo-2B diluncurkan, yaitu Hyunmoo-2C yang memiliki jangkauan 800 km.
Meski jangkaun Hyunmoo-2C berhasil ditingkatkan, berat hulu ledaknya jauh berkurang hingga setengahnya.
Baik Hyunmoo-2B maupun Hyunmoo-2C dapat mencapai target di seluruh wilayah Korea Utara. Rudal ini memiliki kemungkinan kesalahan melingkar (CEP) 30 km.
Selanjutnya Korea Selatan kembali menyempurnakan keluarga Hyonmoo-2 menjadi Hyunmoo-3A/B/C masing-masing berjangkauan 500, 1.000, dan 1.500 km dengan tingkat CEP 5 m saja.
Pada 4 September 2017, Presiden AS masa itu Donald Trump, setuju untuk mencabut batas 500 kg hulu ledak rudal balistik Korea Selatan.
Hal ini memungkinkan Korea Selatan untuk mengembangkan dan menggunakan rudal dengan hulu ledak hingga 2.000 kg yang dapat menghancurkan hampir semua fasilitas bunker bawah tanah Korea Utara.
Tak berselang lama, pada 6 September 2017, Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengumumkan pengembangan rudal balistik baru yang disebut Frankenmissile.
Rudal balistik generasi baru ini akan digunakan untuk menargetkan situs-situs utama Korea Utara baik di atas maupun di bawah tanah.
Pada Maret 2020, Korea Selatan melakukan uji coba awal rudal balistik bermuatan 2.000 kg dan berjangkaun 800 km.
Rudal balistik baru ini disebut sebagai Hyunmoo-4 yang diuji dari Anheung Proving Grounds di pantai barat negara itu.
Dengan dugaan berat muatan yang lebih besar dan target jangkauan yang sama dengan Hyunmoo-2C, Hyunmoo-4 akan membutuhkan desain booster baru yang lebih besar.
Rudal Balistik Hyonmoo-2/3/4 bersifat mobile (bergerak). Rudal ditempatkan di atas truk kelas berat KIA KM 1500, dengan masing-masing kendaraan membawa dua rudal balistik.
-RBS-
“Namun karena kesepakatan pada tahun 2001 dengan MTCR (Rezim Kontrol Teknologi Rudal), jangkauan rudal dibatasi hingga 300 km.”
Karena alasan keamanan dan meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea, Korea Salatan tetap meningkatkan jangkauan rudal balistiknya capai ribuan kilometer. Perlu diingat antara Korsel dan Korut masih sebatas gencatan senjata belum ada perjanjian damai, brarti masih ada peluang terjadinya konflik terbuka pasca perang Korea 1950-53.