AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Militer dan industri pertahanan Israel pada suatu waktu pernah menciptakan modifikasi yang agak masif sebuah Pengangkut Personel Lapis Baja (APC) berdasarkan Tank T-55 yang direbut Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dari Suriah dan Mesir.
Kendaraan tempur (ranpur) yang dijuluki Achzarit ini disebut-sebut menjadi pengangkut personel lapis baja kelas berat pertama di dunia.
Kendaraan menuai sukses di lapangan, termasuk saat digunakan pada konflik Israel-Lebanon tahun 1982. Achzarit terbukti sangat tahan terhadap RPG atau peluncur granat antitank.
Berdasarkan hal tersebut, Israel mulai menerapkan konsep pembuatan APC dalam jumlah besar berdasarkan rampasan tank T-54/T-55.
Dari tahun 1988 hingga 2011, sekitar 500 tank telah menjalani proses konversi menjadi pengangkut personel lapis baja.
Secara eksternal, Achzarit adalah tank T-54/55 yang turretnya telah dilepas. Namun mesin dan transmisi telah diubah, digantikan jenis baru.
Varian Mk.1 dilengkapi dengan mesin diesel kompak buatan General Motors bertenaga 650 HP. Pada versi Mk.2, mesin ditingkatkan menjadi 850 HP.
Kabin Achzarit dapat menampung 10 prajurit termasuk tiga kru-nya yakni pengemudi, komandan dan juru senjata.
Setelah turret dilepas, bobot tank tinggal 27 ton, tetapi bobot Achzarit meningkat menjadi 44 ton karena mendapat perlindungan lapis baja tambahan.
Sebagai senjata beladiri dan bertempur, Akhzarit dibekali kubah senjata dikendalikan dari jarak jauh yang dibekali senapan mesin kaliber 7,62 atau 12,7 mm.
Dilaporkan, lebih dari 100 Achzarit hingga saat ini masih dioperasikan IDF, meskipun telah muncul APC kelas berat baru Namer berbasiskan tank tempur utama Merkava.
Achzarit digunakan secara aktif terutama di lingkungan perkotaan. Mereka bahkan disebut lebih efektif dan tangguh dibandingkan M113 APC.
-RBS-