AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Rusia secara aktif terus mengembangkan senjata antisatelitnya. Saat ini Moskow fokus pada dua proyek khusus yakni melengkapi pencegat tempur MiG-31D dengan rudal antisatelit dan mempersenjatai pesawat angkut Il-76 dengan laser tempur.
Informasi tersebut diungkapkan dalam jurnal militer “Military Thought” yang diterbitkan oleh Kementerian Pertahanan Rusia.
Sistem antisatelit ini mencakup rudal Kontakt 79M6 dengan jet khusus MiG-31D serta sistem laser tempur A60 Sokol-Echelon yang dipasang pada pesawat Il-76.
Informasi mengenai pengembangan sistem rudal antisatelit berbasis udara ini terakhir kali diungkapkan kepada publik pada tahun 2009, seperti dilansir EurAsian Times (7/4).
Kala itu, Panglima Angkatan Udara Rusia menyebutkan bahwa upaya sedang dilakukan untuk menghidupkan kembali sistem tersebut untuk tujuan pertahanan antisatelit.
Pada tahun 2018, beredar foto-foto MiG-31D (varian khusus pengusung senjata antisatelit) membawa rudal hitam tak dikenal di bawah badan pesawat. Ditengarai, itu adalah prototipe rudal Kontakt 79M6.
Diketahui, upaya untuk membuat sistem rudal antisatelit ini telah dimulai era Uni Soviet sejak 1984, dan kini dibangkitkan kembali oleh Rusia.
Selanjutnya, pesawat khusus pembawa senjata laser Beriev A-60 dibangun berdasarkan pesawat angkut Il-76MD, yang juga dikembangkan selama era Uni Soviet. Pesawat sukses terbang perdana pada 1981.
Pesawat tersebut dirancang untuk membawa senjata laser tempur A60 Sokol-Echelon yang mampu menghancurkan satelit pada orbit rendah.
Yuri Borisov, mantan Wakil Menteri Pertahanan Rusia, mengumumkan pada 2016 bahwa pengembangan kompleks A-60 masih berlangsung.
Hal ini diperkuat saat Beriev menerbitkan paten untuk pesawat pengangkut sistem laser tempur yang telah mereka kembangkan pada tahun 2020.
Paten tersebut mencakup model komputer pesawat yang didasarkan pada Il-76MD-90A.
Selain versi udara, Rusia juga mengembangkan senjata antisatelit berbasis darat bergerak (mobile) yang dinamai Peresvet.
Peresvet adalah salah satu dari enam senjata strategis baru Rusia yang diluncurkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada 1 Maret 2018.
Pada Mei 2022 selama Operasi Militer Khusus Rusia ke Ukraina tahun 2022 , Wakil Perdana Menteri Rusia Yury Borisov mengklaim versi Peresvet yang lebih canggih yang dijuluki Zadira telah digunakan oleh unit militer Rusia di Ukraina.
Ditambahkan, sistem ini mampu membakar target hingga tiga mil jauhnya dalam waktu lima detik.
Jika Peresvet membutakan suatu objek, senjata laser generasi baru Zadira akan menghancurkan target hingga terbakar.
Namun pernyataan tersebut diragukan oleh Amerika Serikat. Menurut Pentagon, sejauh ini belum melihat bukti nyata untuk menguatkan klaim Borisov tersebut.
-RBS-