AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Rusia telah mengerahkan sedikitnya 10 pesawat pembawa senjata nuklir taktis ke Belarusia. Pengerahan ke luar negeri ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan Moskow sejak pertengahan 1990-an.
Kantor Berita Rusia TASS melaporkan, pengiriman sepuluh pesawat pembawa senjata nuklir ke Belarus dilakukan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani perjanjian dengan Presiden Belarus Alexander Lukashenko. Tidak disebutkan pesawat apa yang dikerahkan tersebut.
Putin membuat pengumuman pada saat meningkatnya ketegangan dengan Barat terkait perang di Ukraina. Beberapa pengamat internasional berspekulasi tentang kemungkinan terjadinya serangan nuklir.
Putin mengatakan, penempatan senjata nuklir taktis suatu negara di negara lain merupakan hal biasa dan Amerika telah melakukannya lebih dulu.
“Tidak ada yang aneh di sini. Pertama-tama, Amerika Serikat telah melakukan hal ini selama beberapa dekade. Mereka telah lama memposisikan senjata nuklir taktis mereka di wilayah negara sekutu mereka,” ujar Putin.
Ditambahkan bahwa kesepakatan dengan Presiden Belarus Alexander Lukashenko untuk penempatan senjata nuklir taktis di Belarus tidak melanggar rezim non-proliferasi.
Senjata nuklir taktis, tandas Putin, mengacu pada yang digunakan untuk keuntungan tertentu di medan perang, bukan yang memiliki kapasitas untuk menghancurkan kota.
Pada 1 Juli nanti, Rusia akan menyelesaikan pembangunan fasilitas penyimpanan senjata nuiklir di wilayah Belarusia.
Ketika Uni Soviet runtuh pada tahun 1991, senjata nuklir Soviet diwariskan kepada empat negara merdeka baru yaitu Rusia, Ukraina, Belarusia, dan Kazakhstan.
Namun pada bulan Mei 1992, keempat negara tersebut bersepakat untuk menempatkan seluruh hulu ledak nuklirnya di Rusia. Pengiriman seluruh senjata nuklir ke Rusia selesai pada tahun 1996.
-JDN-