AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Angkatan Udara AS (USAF) telah memberikan kontrak senilai 320 juta dolar AS (USD) kepada Raytheon untuk memesan 1.500 bom berpemandu GBU-53/B StormBreaker.
Senjata cerdas udara ke permukaan ini dapat menghancurkan target bergerak dalam segala kondisi cuaca menggunakan hulu ledak multi-efek dan tiga mode seeker-nya.
GBU-53/B sebelumnya dikenal sebagai Bom Diameter Kecil II, adalah bom luncur berpemandu presisi yang diluncurkan dari udara.
StormBreaker melengkapi jet F-15E Strike Eagle setelah sebelumnya diuji pada F-35B dan F/A-18. Bom ini telah menjalani ratusan kali uji operasional dengan hasil yang memuaskan.
Pengembangan StormBreaker dimulai pada tahun 2006 untuk bom kelas 250 pound (113 kg) yang dapat mengidentifikasi dan menyerang target bergerak dari jarak jauh dalam segala kondisi cuaca.
Uji penerbangan pertamanya dilaksanakan pada 1 Mei 2009 dan produksi awal tingkat rendah dimulai pada Juni 2015.
USAF berencana untuk menggunakan bom ini di armada F-15E sebagai senjata penegakan zona tanpa kendali.
Sementara Angkatan Laut dan Korps Marinir AS berencana untuk menggunakannya pada F-35 Lightning II versi mereka selain F/A-18E/F Super Hornet.
-Poetra-