AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Seorang purnawirawan Angkatan Udara AS (USAF) menyarankan agar Ukraina menyewa jet tempur sekaligus pilotnya dari Amerika Serikat.
Sebab, bila Ukraina mendesak agar AS dan negara-negara sekutu untuk mengirimkan pesawat tempur canggihnya, hal itu akan terkendala karena pilot-pilot Ukraina perlu dilatih terlebih dahulu dalam waktu yang cukup lama.
Jeffrey Fischer, pensiunan USAF berpangkat kolonel dalam tulisannya di Kyiv Post (9/1) mengatakan, Ukraina dapat menyewa jet tempur berikut pilot bayarannya kepada Departemen Pertahanan AS.
Dituliskan, Kyiv dapat memanfaatkan inisiatif Departemen Pertahanan 2019 untuk mengalihdayakan unit pelatihan udara agresornya ke beberapa perusahaan swasta. Perusahaan swasta ini memiliki pesawat sekaligus pilotnya yang dapat dikerahkan dalam pertempuran.
Hal ini, lanjut Fischer, dapat membuka jalan bagi Angkatan Udara Ukraina secara efisien dan cepat untuk menghadapi Rusia di wilayah udara Ukraina.
Lebih penting lagi, kata dia, cara ini untuk menghindari keterlibatan langsung militer AS. Ide ini dapat dibahas oleh Ukraina secara tertutup di AS.
Mantan pejabat di USAF itu menambahkan, Amerika Serikat saat ini ragu untuk melengkapi Ukraina dengan pesawat tempurnya. Sebab, hal itu dapat mengakibatkan Rusia menuduh Amerika Serikat mengintensifkan konflik.
Sebaliknya, banyak orang di Washington DC akan tertarik untuk menyewakan aset angkatan udara dengan memanfaatkan penyewaan melalui kontraktor swasta, seperti halnya tentara bayaran di Rusia.
Pada bulan November, Royal United Services Institute melaporkan, kurangnya kekuatan udara yang dimiliki oleh Ukraina telah menyebabkan negara itu mengalami tekanan militer hebat dari Rusia karena kalah secara teknologi dan jumlah.
Lembaga tersebut berpendapat, lebih banyak kekuatan udara akan sangat penting untuk mengamankan wilayah udara Ukraina dan berpotensi untuk mempersingkat durasi perang.
-JDN-