AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pada bulan ke-11 perang dengan Ukraina, Rusia mulai menggunakan rudal jelajah antikapal Kh-22 (NATO: AS-4 Kitchen) untuk menyerang instalasi militer Ukraina.
Namun yang terjadi, rudal itu juga menyasar gedung apartemen di Dnipro (391 km tenggara Kyiv) yang menewaskan puluhan orang.
Tidak hanya Ukraina yang telah menyatakan kesulitan untuk menangkal rudal berkecepatan supersonik tersebut, Inggris pun menyatakan keterkejutan dan ketakutannya akan kehancuran atas penggunaan rudal Kh-22 oleh Rusia.
Rudal ini sebenarnya rudal tua peninggalan Uni Soviet yang diproduksi tahun 1960-an. Kh-22 dirancang untuk menghancurkan kapal induk sehingga disebut carrier killer.
Rudal ini dapat membuat lubang sedalam 4-5 m dan diameter 5 m di tanah.
Rudal lawas ditakuti karena ketidakakuratannya dalam menyerang sasaran. Padahal, laporan intelijen militer Inggris menyebut, Rusia menggunakan rudal antikapal ini untuk menghancurkan sasaran darat di Ukraina. Terbukti melalui serangan ke gedung apartemen.
Laporan intelijen Inggris menyebut, penggunaan rudal Kh-22 seberat 5,5 ton dengan persenjataan konvensional sama sekali tidak cocok. Rudal ini dapat menyebabkan kerusakan besar dan menyebabkan kematian banyak orang.
Menilik sejarahnya, rudal Kh-22 diproduksi oleh MKB Raduga pada era Soviet. Ini adalah rudal antikapal jarak jauh dengan jangkauan hingga 600 km.
Rudal dengan kecepatan terbang 5.600 km/jam ini dapat mengenai sasarannya dengan hulu ledak konvensional maupun nuklir. Rudal Kh-22 dapat ditembakkan dari pesawat tempur maupun pembom.
Senjata jarak jauh ini disiapkan Uni Soviet pada msa Perang Dingin untuk mengalahkan musuh dengan cara menghancurkan armada angkatan laut musuh yang datang.
Kh-22 ditenagai oleh mesin roket berbahan bakar cair Tumanski. Pada saat rudal ini diluncurkan dari ketinggian 27.000 m (88.500 kaki), rudal dapat melaju dengan kecepatan terminal sekitar Mach 4,6.
Rudal dengan panjang 11,65 m dan diameter 92 cm ini pada Agustus 2016 telah dikembangkan oleh Rusia menjadi rudal jelajah Kh-32.
Artinya, rusia memiliki rudal jejalah yang lebih modern. Penggunaan rudal lawas justru yang lebih dicemaskan dalam hal ini.
Walaupun, pada dasarnya penggunaan rudal jelajah, roket, maupun sekalipun tetap menimbulkan risiko yang sangat mematikan bagi manusia.
-RNS-
,
Sama kaya saat amerika menghajar lawannya di vietnam, irak dan afghanistan, sama seperti israel menggunakan bom fosfor di gaza. Sipil sebagai target hal yang “umum” sebagai penghancur mental dan moral lawan. “Collateral damage” adalah istilah hipokrit.