AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Departemen Pertahanan Amerika Serikat dan otoritas intelijen telah melarang pilot Angkatan Udara Israel (IAF) dengan paspor asing untuk menerbangkan jet tempur F-35.
Hal ini terkait kekhawatiran akan kebocoran keamanan informasi dan teknologi.
Gerakan AS ini berasal dari peningkatan fokus pada keamanan informasi dan melindungi kepentingan AS.
Akibatnya, sumber seperti diwartakan The Jerusalem Post (6/1), mengatakan IAF menerima ketentuan ini dan telah menarik pilotnya yang ditugaskan untuk terbang dengan F-35I Adir.
Jet tempur F-35I Adir adalah pesawat siluman multimisi berkursi tunggal yang juga dapat digunakan untuk pengumpulan intelijen dan misi penyerangan.
Ini adalah pesawat tempur dengan kompartemen penyimpanan senjata yang tidak bisa dilacak, karena senjata disimpan di dalam tubuh pesawat.
Setiap F-35I Adir dibeli Israel dengan harga 85-100 juta USD. Pesawat ini bisa terbang dengan kecepatan maksimum hingga Mach 1,6. Jangakauan terbang maksimum mencapai 2.200 km.
Israel telah membeli 50 F-35I dari AS, dengan kemungkinan membeli 25 lagi di masa depan. Secara total, IAF akan memiliki tiga skuadron yang beroperasi dalam satu dekade ke depan.
Sementara itu, pejabat pemerintah AS baru-baru juga menghubungi IDF dan menyatakan keprihatinan bahwa perwira Israel memiliki mobil buatan China.
Disebutkan bahwa mobil China dengan sistem multimedia canggih dapat menandai informasi sensitif dari ponsel perwira IDF dan menyimpannya di jaringan cloud untuk intelijen China.
Namun Israel menyatakan bahwa informasi sensitif ditransfer ke sistem cloud Israel yang aman dan terjamin.
-Poetra-