AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Sebanyak 63 tentara Rusia tewas dalam serangan Ukraina menggunakan HIMARS di sebuah sekolah kejuruan di Ukraina timur yang diduduki Rusia.
Serangan terjadi pada dini hari Tahun Baru, kata Kementerian Pertahanan Rusia (2/1).
“Akibat hantaman empat roket dengan hulu ledak berdaya ledak tinggi di pusat lokasi sementara, 63 prajurit Rusia tewas,” ujar Kementerian Pertahanan dalam pernyataan di Telegram.
Konfirmasi resmi Rusia atas serangan mematikan itu muncul setelah rincian tentang insiden itu dipublikasikan secara luas oleh para blogger pro-perang Rusia.
“Ada sejumlah besar korban tewas dan luka-luka,” kata Arkhangel Spetsnaz dalam sebuah postingan di Telegram disertai dengan foto reruntuhan yang masih berasap, tulis Moscow Times.
Administrasi wilayah Donetsk Ukraina pro Rusia mengatakan bahwa sedikitnya 25 roket ditembakkan oleh pasukan Ukraina pada Malam Tahun Baru.
Sebagian besar dari mereka yang tewas di pusat pertambangan batu bara Makiivka itu adalah dari gerakan mobilisasi negara.
Blogger militer Rusia Igor Girkin, mantan perwira intelijen yang kritis terhadap komandan militer Rusia, mengatakan di Telegram bahwa jumlah korban tewas bisa lebih tinggi lagi, mungkin beberapa ratus orang.
Sekolah kejuruan hancur hampir seluruhnya akibat ledakan gudang amunisi di gedung yang sama. Demikian juga hampir semua peralatan militer yang diparkir di samping gedung itu tanpa kamuflase., kata Girkin.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Ukraina menggunakan rudal HIMARS yang dipasok AS dalam serangan itu.
Ukraina mengidentifikasi sekolah kejuruan itu sebagai target karena sejumlah besar tentara di dalamnya menggunakan ponsel, menurut seorang pejabat Rusia dikutip TASS.
Sementara itu, Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan pada hari Minggu bahwa korban tewas dalam serangan itu mencapai 400 orang.
-RBS-