Erupsi Gunung Agung Tak Berdampak pada Penerbangan di Bali dan Sekitarnya

gunung agungTempo

ANGKASAREVIEW.COM – Erupsi Gunung Agung yang terjadi pada Senin (30/4/2018) kemarin sekitar pukul 22:45 WITA tidak berdampak pada jalur dan operasional penerbangan di Pulau Bali, Lombok dan sekitarnya. Hal ini merujuk pada pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan Astham VAWR 5298 yang dikeluarkan AirNav Indonesia hari ini (Selasa, 1/5/2018) pukul 11.15 WITA.

Namun demikian, segenap personil penerbangan, terutama pilot dan ATC harus terus meningkatkan kewaspadaan dan berkoordinasi aktif dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta PVMBG untuk mendapatkan info terbaru, sehingga dapat membuat perencanaan dan mengoperasikan penerbangan dengan tingkat keselamatan yang tinggi di area tersebut.

“Dari laporan yang kami terima hingga pagi ini, berdasarkan pantauan langsung di lapangan maupun menggunakan radar Himawari-8 Volcanic Ash Advisory Centres (VAAC ) Darwin, tidak ada sebaran abu vulkanik di jalur penerbangan (airways) di Bali, Lombok dan sekitarnya,” ujar Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso dalam keterangan resminya hari ini.

Baca Juga:

Gunung Agung Empat Kali Meletus, Penerbangan Aman

Gunung Agung Kembali Batuk Pagi Ini, Bagaimana Kondisi Penerbangan Bali?

Ia melanjutkan, Vulcano Observation Notice for Aviation (VONA) Gunung Agung juga masih oranye. Dengan demikian, operasional penerbangan di Bali, Lombok, Ujung Pandang (Makassar) dan Banyuwangi masih berjalan dengan normal.

“Tidak ada pengalihan rute penerbangan. Namun demikian, semua tetap harus waspada karena menurut PVMBG, Gunung Agung yang saat ini masih dalam tahap Siaga 3 ada kemungkinan untuk erupsi lagi,” imbuhnya.

Ia mengatakan, jika erupsi kembali terjadi bahkan lebih buruk dan berdampak pada penerbangan, ia akan instruksikan semua personil penerbangan harus taat pada standar prosedur operasi.

“Kalau tidak mungkin atau masih ragu-ragu untuk terbang, jangan memaksakan untuk terbang. Bagaimanapun keselamatan penerbangan adalah hal yang utama,” tegas Agus.

Seperti diketahui, dari laporan PVMBG, Gunung Agung di Bali mengalami erupsi pada 30 April 2018 pukul 22:45 WITA dengan tinggi kolom abu teramati 1.500 m di atas puncak kawah. Arah sebaran abu ke barat laut dengan kecepatan rata-rata 5 knot.

Pos Pengamatan Gunung Agung PVMBG memantau amplitudo maximum 23 mm dan lama gempa 172 detik. Erupsi hanya sesaat. Tidak ada erupsi susulan dan Angin mengarah ke Barat sehingga VONA orange.

Dampak erupsi hanya berupa hujan abu tipis di Sawan, Singaraja. Tidak ada masyarakat yang mengungsi dan kondisi Bali masih tetap aman dan nyaman. (ERY)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *