AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Setelah terhempas oleh F-35 dalam pertarungan tender pengadaan jet tempur di Kanada, Saab dari Swedia kini berjuang untuk memenangkan proyek pengadaan 12 jet tempur baru di Filipina.
Lawan yang dihadapi tidak ringan, yaitu F-16V (Viper) buatan Lockheed Martin dari Amerika Serikat.
Saab harus bisa meyakinkan pemerintah Filipina dengan Gripen dan tawarannya untuk bisa jadi pemenang dan nantinya akan melengkapi Angkatan Udara Filipina (PAF).
Saab menyatakan, akan menawarkan varian Gripen tercanggih yakni Gripen E kepada Manila.
Selain sistem jual-beli, Saab juga menawarkan paket lain yaitu dengan cara menyewa pesawat tersebut.
Duta Besar Swedia untuk Manila Annika Thunborg mengatakan hal itu saat membahas penawaran Saab dengan Jose Faustino Jr, penanggung jawab dari Departemen Pertahanan Nasional (DND) Filipina untuk proyek ini.
“Pejabat Penanggung Jawab (OIC), Departemen Pertahanan Nasional (DND) dan Duta Besar Swedia membahas Proyek Pengadaan PAF Multirole Fighter (MRF) dan tawaran oleh perusahaan kedirgantaraan dan pertahanan Swedia Saab AB dari pesawat Gripen, yang merupakan dalam daftar PAF,” kata Arsenio Andolong, Juru Bicara DND dikutip kantor berita Filipina.
Program MRF Filipina akan melengkapi jet tempur FA-50 Fighting Eagle buatan Korea Selatan yang telah dimiliki PAF saat ini.
Pesawat yang diharapkan adalah dari jet tempur generasi keempat atau lebih tinggi.
Proyek MRF merupakan bagian dari Program Modernisasi Angkatan Bersenjata Filipina “Horizon 2” yang dijadwalkan pada 2018 hingga 2022.
Setiap pesawat yang dipilih harus mampu berintegrasi dengan sistem radar yang telah dimiliki PAF, yang memiliki jangkauan sekitar 250 mil laut.
-JDN-