AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Sistem rudal hipersonik Kh-47M2 Kinzhal yang terlibat dalam operasi tempur di Ukraina berhasil menunjukkan efisiensi tinggi dan kekebalan terhadap sistem pertahanan udara Ukraina.
Hal itu diungkapkan Wakil Pertama Menteri Pertahanan Rusia dan Kepala Staf Umum Valery Gerasimov pada 23 Desember 2022.
Kinzhal yang berarti Belati ini merupakan rudal udara ke darat hipersonik yang memiliki kecepatan hingga 10 Mach (12.000 km/jam) dan jangkauan lebih dari 2.000 km.
Kecepatan luncurnya yang luar biasa tingginya tersebut, membuatnya susah untuk dicegat oleh sistem rudal pertahanan udara modern manapun saat ini.
Rudal ini pun memiliki kemampuan melakukan manuver untuk mengelak di setiap tahap penerbangannya mengindari sistem rudal pertahanan udara lawan yang coba mencegatnya.
Berdasarkan riwayatnya, rudal maut ini mulai beroperasi pada Desember 2017 dan merupakan salah satu dari enam senjata strategis baru Rusia yang diresmikan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada 1 Maret 2018.
Debut perang Kinzhal terjadi terjadi pada Juni 2021. Saat itu sebuah rudal Kinzhal diluncurkan oleh MiG-31K dari Pangkalan Udara Khmeimim, Suriah menyasar sebuah target pemberontak di darat.
Kemudian, selama operasi militer khusus Rusia 2022 di Ukraina, untuk pertama kalinya Kinzhal digunakan untuk menghancurkan gudang senjata di bawah tanah angkatan bersenjata Ukraina di Deliatyn, Ivano-Frankovsk pada 18 Maret 2022.
Namun karena besarnya ukuran fisik Kinzhal dengan panjang 8 m dan diameter 100 cm, membuatnya hanya bisa dilepaskan dari jet buru sergap bongsor MiG-31K dan pembom strategis Tu-22M3 saja.
Kini, industri pertahanan Rusia tengah mengembangkan varian baru rudal hipersonik Kinzhal yang berukuran kompak berdasarkan pengalaman keberhasilan di Ukraina dengan sandi proyek Gremlin.
Proyeknya telah diumumkan pada 27 April 2022 lalu oleh Kementerian Pertahanan Rusia.
Gremlin nantinya akan mempersenjatai jet tempur generasi 4,5 seperti Su-30SM, Su-35S, dan juga pesawat tempur generasi kelima Su-57.
-RBS-