Rusia klaim pasokan senjata asing ke Ukraina telah terputus

Fasilitas listrik Ukraina dibom RusiaIstimewa

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, senjata presisi tinggi telah digunakan untuk menyerang sistem komando militer, kompleks industri militer, dan infrastruktur energi Ukraina pada serangan 16 Desember lalu.

“Senjata dan amunisi asing tidak akan bisa dikirim ke Ukraina. Perusahaan pertahanan Ukraina juga harus menghentikan pembuatan dan pemeliharaan senjata,” ungkap Kementerian Pertahanan Rusia.

Menurut pejabat Ukraina, pada 16 Desember pasukan Rusia menembakkan lebih dari 60 rudal terhadap infrastruktur utama di ibu kota Kyiv dan banyak provinsi lainnya.

Serangan itu telah memutuskan aliran listrik, air bersih, pemanas, dan transportasi tadi air (kapal) di berbagai lokasi, termasuk kereta bawah tanah turut berhenti beroperasi.

Sementara itu menurut wali kota Kyiv Vitali Klitschko, dua pertiga dari sistem kelistrikan kota dan setengah dari sistem pemanasnya telah berhasil dipulihkan.

Ditambahkan pula bahwa warga belum perlu dievakuasi.

Klitschko awal bulan ini memperingatkan “skenario kiamat” di Kyiv jika Rusia terus menargetkan infrastruktur kota.

Sejak Oktober, Rusia telah menyerang infrastruktur militer dan energi Ukraina dalam upaya mengurangi kemampuan Kyiv untuk mempertahankan diri dan memaksakan negosiasi.

Setelah berbulan-bulan serangan Rusia, sekitar setengah dari infrastruktur energi Ukraina hancur atau rusak, menyebabkan penduduk tanpa pemanas atau listrik dalam suhu di bawah nol.

Serangan terhadap infrastruktur disebut sebagai “kejahatan perang” oleh Ukraina, yang juga menuduh Rusia dengan sengaja melukai warga sipil dan mencemooh keinginan Kyiv, seperti diberitakan Military Cognizance (18/12).

Moskow mengklaim, dengan menyerang infrastruktur Ukraina adalah upaya untuk menghentikan aliran pasokan senjata dari Amerika Serikat dan sekutunya.

-RBS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *