AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto mengatakan, Indonesia harus mengejar teknologi pertahanan dirgantara yang canggih dengan mengakuisisi jet tempur Rafale dari Perancis dan F-15EX dari Amerika Serikat.
Namun begitu, Indonesia juga harus menguasai teknologi pesawat tempur dengan mengembangkan IF-X yang dikerjasamakan dengan Korea Selatan.
Prabowo menyoroti harga Rafale yang sangat mahal sekitar 120 juta euro tanpa dukungan-dukungannya.
Sedangkan kalau kerja sama KF-X/IF-X dikembangkan, harga pesawat ini bisa jadi 60-70 juta dolar AS per unit.
“Jadi, harga untuk satu Rafale mungkin bisa kita dapatkan untuk dua KF-X/IF-X. Kita perlu yang canggih, tapi kita juga perlu yang bisa terjangkau oleh kemampuan kita,” ujarnya.
Hal itu dikatakan Prabowo saat menyampaikan keynote speech dalam seminar bertema “Tantangan TNI AU dalam Perkembangan Teknologi Elektronika Penerbangan” di Jakarta, 8 November lalu.
Seminar tersebut diselenggarakan oleh TNI Angkatan Udara dan dibuka oleh Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.
Prabowo melanjutkan, membeli jet tempur canggih merupakan keharusan. Namun upaya untuk membuat jet tempur sendiri juga harus dilakukan.
“Jadi saudara-saudara, strategi kita, kita akan tetap mengejar yang canggih sambil membangun kemampuan kita dan melengkapi dengan teknologi-teknologi yang lain.
Ditambahkan bahwa dengan membangun sendiri jet tempur, para insinyur dan mekanik dalam negeri dapat mengembangkan kemampuannya.
“Jadi dengan demikian, mungkin dengan anggaran Rafale, yang harus kita keluarkan 5-6 miliar dolar AS, kita bisa dapat dua kali lipat jumlah IFX. Dan insinyur-insinyur kita akan bekerja, mekanik-mekanik kita akan bekerja,” kata Prabowo.
Prabowo meyakini dalam beberapa tahun mendatang Indonesia akan mampu membuat pesawat tempur sendiri.
“Rafale kita kejar, F-15 kita mungkin kejar. Sementara kita akan pacu untuk kemampuan membuat pesawat-pesawat sendiri. Saya yakin beberapa tahun lagi kita akan memiliki pesawat tempur yang canggih produksi bangsa kita sendiri,” tandasnya.
Diakui Menhan Prabowo, saat ini Indonesia masih kesulitan untuk mendapatkan sembilan teknologi kunci jet tempur canggih.
“Namun begitu, kita akan mendapatkan 48,” ujar Menhan, tanpa mengelaborasi apa yang dimaksud dengan 48.
Bisa jadi angka 48 merujuk pada jumlah unit IF-X yang akan diakuisisi oleh Indonesia.
Sebab, dalam informasi awal pengembangan KF-X/IF-X antara Indonesia dan Korea Selatan disebutkan bahwa Indonesia setidaknya akan mengakuisisi 48 unit IFX untuk menempatkannya di tiga skadron tempur.
-Poetra-
Lebih baik untuk pesawat twin engine nya disederhanakan jadi 3 jenis aja yaitu Sukhoi, Rafale sama KFX/IFX sedangkan untuk pesawat single engine nya jadi F16 dan IFX biar gak ribet pembagian inventaris nya