AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Dalam pengembangan jet tempur multiperan KF-21 Boramae, sebanyak delapan prototipe KF-21 telah dibangun oleh KAI. Terdiri dari enam unit untuk uji terbang dan dua unit untuk uji darat.
Salah satu prototipe KF-21 tersebut dengan nomor seri 004 adalah model tempat duduk tandem yang menjadi salah satu persyaratan TNI Angkatan Udara (TNI AU).
Sedari awal, dalam perancangan jet tempur generasi 4,5 ini Tim Engineer dari KAI (Korea Selatan) dan PTDI (Indonesia) mengakomodasi kebutuhan dari kedua calon pengguna masing-masing negara.
Dalam hal ini adalah Angkatan Udara Korea Selatan (RoKAF) dan TNI AU, masing-masing mempunyai kriteria sesuai doktrin yang dibutuhkan negara masing-masing yang disebut sebagai unique requirement.
Khusus mengenai persyaratan unik dari TNI AU, selain versi tempat duduk ganda (tandem) adalah sistem pengisian bahan bakar di udara (air refueling) menerapkan sistem probe & drouge sedangkan RoKAF dengan metode boom system.
TNI AU telah terbiasa dengan sistem probe & drouge ini seperti pada jet Hawk 200 dan Su-27/30 dengan menggunakan pesawat tanker KC-130B Hercules.
TNI AU juga menginginkan penggunaan drag chute (rem parasut), sementara RoKAF tak menggunakannya. Untuk memenuhi kebutuhan ini maka struktur KF-21 diperkuat baik versi KF-X maupun IF-X.
Selanjutnya TNI AU juga menginginkan kapasitas bahan bakar tangki eksternal untuk 480 liter terkait wilayah udara Tanah Air yang luas sehingga diperlukan bahan bakar ekstra untuk patroli. Sementara RoKAF cukup mebutuhkan untuk 370 liter saja.
Mengenai versi tandem KF-21, prototipenya belum menjalani penerbangan perdananya. Dari enam prototipe terbang, baru KF-21 nomor seri 001 satu yang telah mengudara.
Rencananya PTDI juga akan membangun satu prototipe yang akan dibantu oleh KAI. PTDI sendiri telah memiliki hanggar IF-X untuk proses persiapan produksi di Tanah Air.
-RBS-
Sampai saat ini cost shear blm di bayar dan negosiasi phase EMD do Nov 2021 belum juga di laksanakan oleh pihak RI, terhadap ketinggalan pencapaian partisipasi program sudah dibahas oleh kedua negara untuk memenuhi partisipasi tersebut komitmen RI harus dilaksanakan
TNI-AU terbiasa menggunakan probe & drouge system? Ingat TNI-AU juga punya F-16 yg dilengkapi dgn boom system, inilah uniknya kita punya kedua pespur dgn air refueling system yg berbeda maka dr itu penerbang2 F-16 TNI-AU juga harus terbiasa akan hal itu, tentu harus punya pesawat tanker yg mendukung utk kegiatan tsb juga.