AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Drone dapat dikatakan saat ini menjadi kelengkapan modern sebuah angkatan bersenjata. Dengan drone risiko kerugian pasukan dapat diminimalisir, dan sebaliknya penggunaan drone mendatangkan hasil yang maksimal.
Drone sebagai senjata udara sudah banyak kita lihat di mana kendaraan udara tak berawak ini dibekali bom atau rudal anti-kendaraan lapis baja.
Efektivitas penggunaannya yang paling aktual dapat kita lihat dalam perang antara Rusia dengan Ukraina.
Dengan menggunakan drone, kolom kendaraan-kendaraan lapis baja Rusia yang masuk ke Ukraina dapat dihancurkan dalam sekejap.
Drone bahkan sekaligus “menyiarkan” secara langsung penembakannya terhadap sasaran hingga sasaran hancur dalam sekejap.
Kini, selain sebagai pesawat tak berawak yang dapat meluncurkan bom atau rudal, drone juga mulai dilengkapi dengan senapan serbu layaknya sebuah prajurit pasukan infanteri.
Bedanya, prajurit infanteri yang ini bisa terbang dan memberondongkan senapan serbunya ke pihak musuh.
Hal ini pula yang sedang diuji coba oleh Direktorat Jenderal Persenjataan Prancis (DGA) terhadap AVATAR, yakni drone mini buatan dalam negeri yang dipersenjatai dengan senapan serbu HK416 AR (assault rifle).
AVATAR adalah proyek yang dikembangkan oleh DGA Land Techniques untuk kebutuhan Kementerian Pertahanan Perancis.
Disebutkan bahwa di masa depan perangkat semacam ini akan berguna bagi pasukan komando Perancis dalam pertempuran perkotaan maupun operasi khusus.
Drone AVATAR diharapkan nantinya dapat menyerang secara efektif targetnya pada jarak 100-150 m.
Berita menyebutkan, hal yang mesih terus disempurnakan oleh DGA dengan AVATAR-nya ini karena drone masih kesulitan dengan faktor kestabilan saat sedang melakukan penembakan.
AVATAR dirancang mampu membawa lebih dari 6 kg muatan saat melaksanakan misinya.
-Poetra-