Rafale TNI AU datang ke Tanah Air pada 2026

Rafale_ ARRangga Baswara Sawiyya/AR

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Kementerian Pertahanan menyatakan kontrak pembelian enam jet tempur Rafale untuk memperkuat alat utama sistem senjata Indonesia resmi efektif pada 9 September 2022 lalu.

Selanjutnya jet tempur ini diperkirakan akan tiba di Indonesia pada 2026. Hal ini seperti di sampaikan Juru Bicara Menteri Pertahanan, Dahnil Anzar Simanjuntak, seperti diberitakan CNN Indonesia (25/9).

Tidak disebutkan apakah varian Rafale yang dibeli oleh Indonesia ini adalah F3-R bekas pakai Angkatan Udara dan Antariksa Perancis atau varian baru F4 yang akan dibuat oleh pabrik Dassault.

Namun apabila membandingkan dengan pembelian Rafale bekas pakai Angkatan Udara dan Antariksa Perancis oleh Yunani, maka paling cepat hanya butuh satu tahun saja.

Sementara untuk varian Rafale F4 harus mengantri panjang untuk mendapatkannya. Salah satunya memenuhi pesanan 80 unit pesanan Angkatan Udara Uni Emirat Arab.

Lalu seperti apakah perbedaan spesifikasi dan performa Rafale F3-R dengan F4? Berikut ulasan singkatnya.

Mengenai karakteristiknya, Rafale F3-R berdimensi panjang 15,27 m, rentang sayap 10,90 m, dan tinggi 5,34 m. Berat lepas landas maksimum (MTOW) 24.500 kg.

Sebagai dapur pacu menggunakan dua mesin turbofan Snecma M88-4e masing-masing berdaya 50,04 kN dan 75 kN dengan afterburner.

Kecepatan maksimumnya 1.912 km/jam (Mach 1,8) dengan ketinggian terbang hingga 15.835 m. Jangkauan tempurnya mencapai 1.850 km atau terbang feri sejauh 3.700 km.

Untuk persenjataan tetapnya, Rafale F3-R dibekali kanon otomatis GIAT 30/M791 kaliber 30 mm dengan 125 peluru.

Tersedia juga 14 cantelan senjata untuk versi Angkatan Udara (Rafale B/C) dan 13 untuk versi Angkatan Laut (Rafale M). Dengan kapasitas muat persenjataan dan tangki bahan bakar eksternal mencapai 9.500 kg.

Sedangkan varian F4 akan menggunakan radar baru yang telah di-upgrade serta peningkatan kemampuan di Helmet-Mounted Display (HMD) dan diintegrasikan pula dengan rudal Meteor BVR sebagai pembaruan senjata.

Lalu OSF (sistem optoelektronika jarak jauh) akan ditambahkan IRST (Infrared Search and Track) untuk mendeteksi dan mengidentifikasi target jet siluman (stealth) pada jarak jauh.

Terlepas dari varian F3-R atau F4, lalu apabila telah datang akan dimasukkan ke skadron berapakah keenam Rafale ini?

Beredar rumor, sebelum pensiun seluruh BAE Hawk 200 akan digabung dalam satu skadron yakni Skadron Udara 1/Elang Khatulistiwa yang berbasis di Pangkalan Udara Supadio, Kabupaten Kubu Raya.

Selanjutnya Skadron Udara 12 Black Panther yang berbasis di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru akan menjadi rumah untuk keenam Rafale tersebut.

Untuk kepastiannya, mari kita tunggu bersama kehadiran jet Rafale di Tanah Air yang kemungkinan akan merapat pada akhir 2026 mendatang.

-RBS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *