AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Kepala Garda Nasional Udara (ANG) Lentan Jenderal Michael Loh menginginkan pembelian F-15EX diperbanyak untuk meningkatkan kekuatan armadanya.
Hal itu dikatakan Loh kepada wartawan di Konferensi Ruang Angkasa dan Siber Asosiasi Angkatan Udara dan Antariksa pada hari Rabu, seperti diberitakan Breaking Defense (BD).
Seperti diketahui, alokasi pembelian F-15EX yang diminta Angkatan Udara AS (USAF) telah dipotong dari 144 menjadi 80 unit saja di tahun fiskal 2023.
Ia mengatakan keprihatiannya di mana semua armada F-15C/D yng sudah tua seharusnya diganti semua dengan F-15EX atau F-35A.
Loh meyakinkan bahwa Boeing F-15EX merupakan pesawat canggih dan bukan pesawat lama.
“Beberapa orang masih melihat ini sebagai pesawat berteknologi 1970-an. Tidak,” ujarnya.
Disebutkan bahwa F-15EX memiliki banyak kecanggihan termasuk arsitektur sistem misi terbuka, rangkaian peperangan elektronik Eagle Passive Active Warning Survivability System (EPAWSS), dan radar AN/APG-82.
Saat ini, USAF berencana diperkuat dengan 24 pesawat F-15EX di TA 23 dan menyelesaikan pengadaan di TA 24 dengan pembelian 24 unit.
Keinginan Loh untuk F-15EX, tulis BD, harusnya mendapat dukungan penuh di Capitol Hill, khususnya dari anggota parlemen yang mewakili St. Louis, Missouri, tempat F-15EX diproduksi.
Dengan total 80 F-15EX, USAF hanya dapat mengganti F-15C/D untuk sekitar tiga skuadron yang ada, aktif atau cadangan.
Selain itu masih ada lima skuadron F-15C/D lama yang belum mendapatkan penggantinya.
Ada kemungkinan, USAF akan mengalihkan skadron tersebut ke F-35.
Namun, kata Loh, USAF harus memprioritaskan peningkatan pengadaan F-35 menjadi 72 pesawat per tahun.
-Jaden-