AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Misi senyap intelijen Kyiv untuk membujuk pilot-pilot Angkatan Udara Rusia agar membelot dan menyerahkan pesawat tempurnya ke Ukraina, terbongkar melalui penyamaran agen FSB (Dinas Keamanan Federal Rusia) sebagai pilot Su-30.
Agen FSB itu menyatakan setuju atas tawaran intel Kyiv dan akan menerbangkan Su-30 ke Ukraina dengan imbalan 2 Juta USD (sekira 30 miliar rupiah).
Setelah terjadi kesepakatan, agen intelijen Ukraina memberikan uang muka sebesar 4.000 USD kepada sang ‘pilot’ Rusia, ujar Kementerian Pertahanan Rusia kepada televisi milik pemerintah Rusia, TV Zvezda.
Mata-mata Ukraina tidak curiga bila pilot yang akan direkrutnya itu adalah agen FSB.
Intel Ukraina kemudian menuntut ‘pilot’ Su-30 untuk melenyapkan navigator di pesawat itu dengan bantuan racun. Tujuannya, agar dia tidak mengganggu penerbangan pesawat ke lapangan terbang Ukraina.
Intel Ukraina mengirim peta rahasia dengan indikasi ketinggian dan posisi pertahanan udara mereka, sehingga pesawat yang dibajak akan mengambil rute yang aman.
Namun ibarat senjata makan tuan, informasi itu kemudian digunakan oleh Angkatan Udara Rusia untuk mengebom posisi pertahanan udara Ukraina, kata laporan itu.
Operasi untuk merekrut pilot Rusia dan membajak pesawat tempur seperti Su-24, Su-34, Tu-22M3 dan Su-30 direncanakan oleh intelijen Ukraina dengan dukungan layanan intelijen Barat. Rusia menyebut Inggris secara spesifik.
Untuk merekrut pilot Rusia, intelijen militer Ukraina menggunakan jejaring sosial, aplikasi penyampai pesan, e-mail, dan lainnya.
Selain akan memberikan imbalan 2 juta USD, pilot Rusia dijanjikan kehidupan baru di negara-negara Eropa seperti di Berlin, Riga, Vilnius, Bukares, dan pilot bebas untuk memilih.
Pilot-pilot Rusia juga akan diberikan tempat berlindung bagi keluarga serta identitas baru mereka akan dibuatkan.
Pilot Rusia hanya diminta untuk membuat video pesawat yang akan mereka gunakan. Setelah itu dua kurir akan dikirim untuk mengantarkan uang.
-Jaden-