AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pemerintah Norwegia telah mengonfirmasi rencananya untuk memilih senjata pintar StormBreaker dari Raytheon Missiles & Defense untuk melengkapi armada F-35.
Persiapan sedang dilakukan untuk mengintegrasikan senjata berkemampuan jaringan ke dalam kemampuan Angkatan Udara Kerajaan Norwegia (RNoAF).
“Kami memandang StormBreaker sebagai komponen penting dalam mencapai kemampuan operasional penuh armada F-35 kami,” kata Brigjen Sigurd Fongen, Kepala Kantor Proyek F-35 di Staf Pertahanan Norwegia.
Ditegaskan, senjata ini akan membawa kemampuan yang signifikan terhadap target stasioner dan bergerak pada jarak jauh dan meningkatkan kemampuan RNoAF untuk menjaga keamanan nasional dan regional bersama sekutu kami.
Senjata pintar StormBreaker memberi operator keunggulan dalam pertempuran, mengenai target yang diam dan bergerak dalam beberapa kondisi cuaca terburuk.
Amunisi yang diaktifkan jaringan secara mandiri mendeteksi dan mengklasifikasikan target dalam situasi visibilitas rendah yang disebabkan oleh kegelapan, cuaca buruk, asap, atau debu.
“StormBreaker menawarkan kombinasi unik dari kekuatan, presisi, dan fleksibilitas operasional untuk perang bersama dan sekutu,” kata Paul Ferraro, Presiden Kekuatan Udara di Raytheon Missiles & Defense.
StormBreaker merupakan amunisi yang digunakan di lapangan oleh F-15E Strike Eagle Angkatan Udara AS (USAF).
USAF akan mendeklarasikan kemampuan operasional awal Super Hornet setelah menyelesaikan pengujian operasional.
Kegiatan integrasi juga sedang berlangsung pada F-35 serta platform berawak dan tak berawak tambahan.
-Jaden-