AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Beredar foto prajurit TNI AD tengah menguji tembak rudal antitank (ATGM) Javelin yang namanya kembali mencuat dalam perang Rusia-Ukraina.
Rudal ini terbukti sukses menghambat sekaligus menghentikan laju kendaraan perang pasukan Rusia selama invasinya ke Ukraina sejak 24 Februari 2022.
Sebenarnya Javelin sudah malang melintang dalam berbagai palagan. Mulai dari Perang Irak, Perang Afganistan, Perang Saudara Libya, Perang Suriah, hingga perang Rusia-Ukraina kali ini.
Javelin pun sukses di pasaran. Di antara penggunanya di kawasan Asia Tenggara-Pasifik adalah Indonesia, Thailand, Australia, dan Selandia baru.
Negeri kita, Indonesia dilaporkan mengakuisisi 189 rudal. Sedangkan Negeri Gajah Putih Thailand telah menyepakati pengadaan 300 rudal.
Lalu seperti apa sosok Javelin ini, berikut ulasan singkatnya.
Berdasarkan riwayatnya, Javelin dirancang oleh Texas Instruments dan Martin Marietta (sekarang Raytheon dan Lockheed Martin). Rudal ini diperkenalkan pada 1989.
Javelin adalah rudal antitank portabel jenis fire-and-forget. Rudal ini didapuk untuk menggantikan rudal antitank M47 Dragon dalam layanan militer AS yang resmi berdinas sejak 1996.
Rudal Javelin menggunakan panduan inframerah otomatis. Hal ini memungkinkan pengguna untuk mencari perlindungan segera setelah peluncuran.
Berbeda dengan Dragon yang memiliki sistem berpemandu kabel di mana pengguna harus memandu senjata selama penembakan.
Hulu ledak HEAT Javelin mampu mengalahkan tank generasi modern dengan memukul dari atas di mana baju besi mereka merupakan bagian paling tipis.
Jangkauan tembakan Javelin mencapai 2.5 km dengan blast yield penetrasi 750 mm plus RHA (rolled homogeneous armour) dan 600 mm plus RHA selain ERA (explosive reactive armour).
Berat total Javelin siap tembak mencapai 22,3 kg dengan panjang tabung 1,2 m.
Untuk bergeser tempat, Javelin dioperasikan setidaknya oleh dua awak.
-RBS-