ANGKASAREVIEW.COM – Dalam rangka memberikan pelayanan yang maksimal untuk seluruh pengguna jasa bandara, baik dari maskapai hingga penumpang, PT Angkasa Pura II (Persero)/ AP II tengah membangun beberapa proyek peningkatan kapasitas sisi udara di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Di antaranya dengan membangun jalur penghubung runway utara dan selatan di sisi timur (east cross taxiway), pembangunan runway ketiga serta pembangunan apron dan taxiway untuk Cargo Village.
Per April 2018, pembangunan east cross taxiway Tahap I saat ini telah mencapai 15,3%, yang pengoperasiannya diproyeksikan dapat dilakukan pada bulan April 2019. Keberadaan east cross taxiway akan mempercepat pergerakan sisi udara, baik saat proses pesawat lepas landas maupun pesawat mendarat.
Saat ini Bandara Internasional Soekarno-Hatta telah mencapai 81 pergerakan pesawat per jam dan nantinya akan mampu mencapai 86 pergerakan pesawat per jam.
AP II pun akan melakukan pembangunan runway ketiga dengan nilai investasi sebesar Rp 2,6 triliun. Hal ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan pergerakan pesawat hingga mencapai 114 pergerakan per jam. Langkah ini juga untuk mengakomodir peningkatan jumlah penumpang Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang diprediksi akan mencapai angka di atas 100 juta penumpang pada tahun 2025.
“Dengan dibangunnya runway ketiga, kami akan mendapatkan keuntungan aircraft movement yang jauh lebih tinggi, yaitu mencapai 114 pergerakan take-off dan landing per jamnya. Hal ini tentunya akan ditunjang dengan adanya east cross taxiway, di mana pergerakan pesawat antara runway utara dan runway selatan menjadi lebih efisien,” terang Presiden Direktur AP II Muhammad Awaluddin, Minggu (15/4/2018).
Baca Juga:
Changi Airport Bandara Terbaik di Dunia, Soekarno-Hatta Urutan ke-45
Bus Listrik Bakal Jadi Transportasi di Bandara Soekarno-Hatta
Pembangunan runway ketiga Bandara Internasional Soekarno-Hatta membutuhkan luas lahan sebesar 216 hektar. Per April 2018, AP II telah memiliki tanah seluas 115 hektar sehingga masih diperlukan lagi lahan seluas 101 hektar yang rencananya akan selesai dibebaskan pada September 2018.
Peningkatan pelayanan lainnya juga dilakukan AP II yakni membangun Cargo Village Tahap I yang saat ini progress pekerjaannya (apron dan taxiway) telah mencapai 78,24%. Pembangunan apron tersebut akan memiliki kapasitas untuk menampung hingga delapan pesawat berbadan lebar (wide body) seperti Airbus A380 dan Boeing 777. Pekerjaan apron dan taxiway Cargo Village Tahap I ditargetkan beroperasi secara keseluruhan pada Juni 2018.
Keseluruhan pengembangan di sisi udara ini tidak lain sebagai upaya perseroan untuk menjadikan Bandara Internasional Soekarno-Hatta memiliki daya saing di antara bandara-bandara berkelas dunia lainnya dan juga untuk mengantisipasi pertumbuhan penumpang pesawat di masa depan.
“Kementerian Perhubungan Ditjen Perhubungan Udara sebagai regulator sangat mendukung upaya pengembangan sisi udara Bandara Soekarno-Hatta, dimana dengan pengembangan beberapa proyek kunci tersebut dapat meningkatkan pelayanan kepada para maskapai dan juga penumpang,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam kunjungan kerjanya ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Dalam kunjungan kerjanya, Menteri Perhubungan juga sangat mengapresiasi langkah AP II yang telah merealisasikan program Padat Karya Tunai (Cash for Work), yakni dengan melakukan pemberdayaan kepada 250 warga masyarakat sekitar bandara untuk berkontribusi dalam pekerjaan-pekerjaan konstruksi yang kini tengah dilakukan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. (ERY)