AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Perancis dikenal sebagai salah satu penghasil kendaraan lapis baja terbaik dunia. Di antaranya produknya yang banyak digunakan adalah kendaraan pengangkut personel (APC) beroda ban VAB (VĂ©hicule de l’avant blindĂ©) yang telah diproduksi sekitar 5.000 unit.
Dengan berjalannya waktu, militer Perancis ingin menggantikan panser VAB APC 4X4 dan 6X6 miliknya yang gaek (digunakan sejak 1976) dengan yang lebih modern.
Melalui program French Vehicule Blinde Multi-Roles (VBMR), dibentuklah konsorsium perusahaan Perancis yang terdiri dari Nexter Systems, Renault Trucks Defense (kini Arquus), dan Thales.
Pengembangannya dimulai pada 2011. Prototipe pertama dijuluki BMX-01 di mana 80 persen serupa dengan Griffon dan diungkapkan tahun 2014.
Sementara prototipe baru yang menyandang nama resmi Griffon pertama kali diungkapkan ke publik pada 2016.
Griffon memiliki tata letak konvensional dengan kompartemen mesin di depan, kabin kru di tengah, dan kompartemen pasukan di belakang.
Griffon memiliki dimensi panjang 7 m, lebar, 2,5 dan tinggi 3 m. Sementara untuk bobotnya mencapai 24,5 ton.
Dibandingkan VAB, Griffon memiliki kemampuan bertahan lebih baik menghadapi ledakan ranjau darat dan IED (alat peledak improvisasi).
Lambungnya telah mengadopsi desain huruf V, sanggup bertahan dari ledakan ranjau dan IED setara 10 kg TNT.
Tingkat perlindungan balistik Griffon juga lebih baik dari VAB. Kendaraan ini diberi kit armor tambahan yang sanggup bertahan dari gempuran peluru hingga kaliber 14,5 mm.
APC Griffon dapat menampung 10 prajurit bersenjata, termasuk pengemudi dan komandan.
Untuk bertempur, Griffon mengusung stasiun senjata yang dikendalikan dari jarak jauh (RCWS), dipersenjatai dengan senapan mesin 12,7 mm atau 7,62 mm.
Kendaraan juga dilengkapi dengan sistem pertahanan lainnya, seperti sistem peringatan laser dan sistem pendeteksi rudal, serta sistem akustik pelacak lokasi penembak jitu.
Griffon pun dilengkapi dengan sistem manajemen medan perang, yang memungkinkan pasukan dan kendaraan tempur untuk berbagi informasi di medan perang.
Sebagai penggerak, Griffon ditenagai mesin diesel turbocharged Renault DXi7 yang menghasilkan daya 400 hp. Kecepatan maksimumnya 110 km/jam dan jangkauan 800 km.
Meski memiliki kinerja dan performa lebih unggul, namun Griffon tidak memiliki kemampuan amfibi layaknya VAB yang digantikannya.
Angkatan Darat Perancis sendiri memesan 319 Griffon batch pertama pada 2017. Pengirimannya telah dimulai pada 2019.
Pada 2020, 271 unit lainnya dipesan untuk pengiriman pada 2022-2023. Hingga tahun 2025, Angkatan Darat Perancis berencana mengakuisisi total 1.722 dengan berbagai varian berbeda.
Sebagai negara asing pertama pemesan Griffon adalah Belgia.
Pada 2017 Belgia memesan total 417 unit kendaraan ini . Pengiriman Griffon akan dilaksanakan tahun 2025 mendatang.
-RBS-