AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – China mencoba mewujudkan targetnya untuk menjadi kekuatan militer terbesar di tahun 2050.
Saat ini tiga kapal induk telah dimiliki oleh Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLAN), yakni Liaoning (CV-16), Shandong (CV-17), dan yang terbaru adalah Fujian (CV-18).
Patut diapresiasi bila China tekun dan konsisten membangun kekuatan militernya, khususnya dalam hal ini platform kapal induk sebagai salah wahana untuk menjadi raja di lautan.
Kapal induk menjadi kampung militer terapung yang dapat mengantarkan proyeksi kekuatan militer negara hingga ke luar negeri.
Dengan memiliki kapal induk, China bisa menghadirkan kekuatan tempurnya ke wilayah-wilayah lautan lepas hingga mendekati kawasan negara-negara lain.
Kehadiran kapal induk yang diiringi dengan gugus tempurnya termasuk pesawat tempur, kapal perusak, kapal selam, dan lainnya menjadi daya penggentar dan alat diplomasi militer yang kuat.
Sejauh ini Amerika Serikat yang mampu menunjukkan kekuatan militernya yang dibawa kapal induk mendekati ke daerah-daerah konflik di dunia, diikuti negara-negara besar lainnya seperti Inggris, Perancis, Italia, India, dan lainnya.
Sementara Rusia mulai ketinggalan. Sebab, satu-satunya kapal induk yang mereka miliki yaitu Admiral Kuznetsov belum dapat dioperasikan lagi akibat mengalami kerusakan dan terbakar saat menjalani peningkatan kemampuan di dok kering.
Rusia masih harus berjuang dan menunggu paling cepat tahun 2025 bagi kapal induk mereka untuk bisa melaut lagi.
Semua ini pun masih akan sangat tergantung pada perekonomian negara di tengah embargo militer dan ekonomi terhadap Rusia yang diberlakukan AS dan negara-negara Barat lainnya.
Mengenai kapal induk yang dimiliki oleh Angkatan Laut Amerika Serikat, tampaknya memang masih jauh untuk dikejar atau disaingi oleh China maupun negara lainnya.
Sebab, pada saat yang sama saat ini, US Navy telah memiliki 10 kapal induk kelas Nimitz yang semuanya bertenaga nuklir (CVN), yaitu CNV-68 hingga CVN-77.
Sedangkan tiga kapal induk China belum bertenaga nuklir.
AS juga saat ini telah membangun kapal induk nuklir terbaru kelas Gerald R. Ford dan mencanangkan 10 unit kapal induk terbaru kelas ini untuk menggantikan kelas Nimitz.
Empat unit telah dibuat di mana tiga unit masih dalam penyelesaian konstruksi, yakni USS John F. Kennedy (CVN-79), USS Enterprise (CVN-80), dan USS Doris Miller (CVN-81).
Bagaimanapun, China sekali lagi patut diapresiasi karena pengembangan kekuatan militer yang dilakukan oleh Negeri Tirai Bambu tidak hanya di bidang maritim saja, melainkan juga secara simultan di bidang udara, laut, hingga ke luar angkasa.
-Jaden-