AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Teknologi drone yang terus berkembang dan telah terbukti ampuh saat digunakan dalam peperangan, mendorong kendaraan udara tanpa awak ini digunakan sebagai salah satu senjata andalan.
Drone intai maupun bersenjata kini telah melengkapi tiga matra militer, yaitu darat, udara, dan laut.
Didesain dalam ukuran berbeda, drone memiliki kemampuan masing-masing. Begitu pun medan operasi yang dijalani serta dari platform mana dia diluncurkan.
Belum lama ini, beredar foto-foto sebagai hasil citra satelit yang memperlihatkan kapal induk terbaru China, Shandong, dilengkapi dengan armada drone khusus.
Gambar tersebut beredar di dunia maya melalui jejaring Weibo.
Dioperasikan dari kapal induk, dapat kita duga kalau drone ini dibekali perlengkapan untuk fungsi pengintaian maupun serangan maritim.
Gambar-gambar yang beredar memang tidak terlalu jelas. Meski demikian ada salah satu drone yang memperlihatkan bila wahana ini dirancang dapat lepas landas dan mendarat vertikal (VTOL).
UAV jenis ini memiliki konfigurasi sayap tetap yang relatif konvensional dan beroperasi dalam penerbangan datar. Namun drone ini juga memiliki boom bawah sayap dengan rotor di setiap ujungnya untuk memungkinkan operasi VTOL.
Seperti dilansir The Drive, dalam gambar yang menunjukkan berbagai drone yang disusun di dek Shandong, tiga di antaranya tampaknya memiliki baling-baling yang dipasang di depan dan yang mungkin berbentuk t atau h-tail.
Empat lainnya terlihat memiliki baling-baling pendorong dan ekor twin-boom dengan bagian sambungan v terbalik.
Drone dalam gambar bertanda CCTV-7 ini juga memiliki susunan ekor twin-boom semacam ini.
Salah satu desain China yang sesuai dengan deskripsi umum jenis baling-baling yang dipasang di depan adalah drone hibrida JOUAV CW-20.
Drone ini dilengkapi mesin utama bertenaga bensin dan rotor bertenaga listrik untuk operasi VTOL-nya.
CW-20 memiliki panjang keseluruhan 1,8 m, rentang sayap hampir 3,2 m, dan berat lepas landas maksimum lebih dari 25 kg.
Drone ini memiliki daya tahan terbang selama 6 jam dan beroperasi hingga jarak 35 km. Untuk mengoperasikannya, operator menggunakan link radio line-of-sight.
-Jaden-