AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Amerika Serikat telah menghentikan uji coba penembakan rudal antisatelit pendakian langsung (ASAT). Rudal ini dirancang untuk menghancurkan satelit dan benda-benda lain yang mengorbit Bumi.
Langkah ini diumumkan oleh Wakil Presiden AS Kamala Harris di Vandenberg Space Force Base di California pada 19 April.
Harris juga meminta negara-negara lain untuk membuat komitmen larangan serupa.
Dikatakan, penggunaan rudal ASAT direct-ascension terhadap satelit maupun benda-benda orbital lainnya dapat menghasilkan puing-puing berbahaya di luar angkasa yang dapat mengancam satelit lain dan objek yang mengorbit.
Sejauh ini, empat negara yakni AS, Rusia, China, dan India telah menghancurkan satelit mereka sendiri dalam uji coba ASAT.
AS terakhir menghancurkan satelit pada 2008 di mana Angkatan Laut AS meluncurkan rudal SM-3 yang dimodifikasi untuk mencegat satelit USA-193 milik National Reconnaissance Office.
Rusia melakukan tes serupa pada November 2021 ketika menghancurkan satelit mati dengan ASAT.
Tes tersebut, lapor Reuters, menciptakan 1.632 keping puing berdasarkan data dari Orbital Object Database Angkatan Luar Angkasa AS.
China juga melakukan tes serupa pada 2007.
“Penghancuran objek luar angkasa melalui uji coba rudal ASAT Direct Ascension adalah tindakan sembrono dan tidak bertanggung jawab,” kata Gedung Putih dalam pernyataannya.
Sebab, puing-puing berumur panjang yang diciptakan oleh tes ini sekarang mengancam satelit dan objek luar angkasa lainnya yang vital bagi kepentingan keamanan, ekonomi, dan ilmiah semua negara dan meningkatkan risiko bagi astronot di luar angkasa.
“Secara keseluruhan, tes ini membahayakan keberlanjutan jangka panjang luar angkasa dan membahayakan eksplorasi dan penggunaan luar angkasa oleh semua negara,” pungkas Harris.
-Jaden-