AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Kapal penjelajah Moskwa (kelas Slava) milik Angkatan Laut Rusia resmi dinyatakan tenggelam oleh Kementerian Pertahanan Rusia, dilaporkan karena terjadi ledakan di ruang penyimpanan amunisi.
Namun Ukraina mengklaim bahwa kapal dihajar oleh dua rudal antikapal Neptune yang diluncurkan pasukannya dari wilayah Odessa pada 13 April 2022 lalu.
Akibat kejadian ini dilaporkan seluruh armada Laut Hitam Rusia ditarik menjauh dari garis pantai Odessa guna menghindari jangkauan rudal Neptune yang mampu menyasar target hingga 300 km.
Lalu seperti apakah sosok Neptune yang digadang sebagai jagal kapal penjelajah Moskwa ini?
Neptune yang memiliki kode resmi R-360 ini dikembangkan oleh Biro Desain Luch. Prototipenya mulai diuji coba pada 22 Maret 2016 dan masuk jalur produksi 2019.
Selang dua tahun kemudian, pada Maret 2021, Angkatan Laut Ukraina resmi memperoleh unit pertama dengan kode RK-360MC Neptune.
Desain Neptune sendiri didasarkan pada rudal antikapal Kh-35 buatan era Uni Soviet, dengan peningkatan dalam jangkauan dan perangkat elektronik yang jauh lebih baik.
Sistem ini dirancang untuk mengalahkan kapal perang permukaan termasuk menghadapi kapal induk, baik dalam konvoi atau bergerak sendiri-sendiri.
Untuk spesifikasinya, rudal Neptune memiliki massa 870 kg dan hulu ledak seberat 150 kg, meluncur dengan kecepatan subsonik.
Sistem pertahanan pantai Neptune terdiri dari peluncur bergerak berbasis truk USPU-360 dengan empat rudal, lalu kendaraan angkut/muat ulang TZM-360, kendaraan komando & kontrol RCP-360, dan kendaraan kargo khusus.
Sistem ini dirancang untuk beroperasi hingga jarak sejauh 25 km di pedalaman garis pantai.
Menariknya, Indonesia adalah negara pertama yang melirik Neptune. Dilaporkan kontrak pembelian sejumlah rudal Neptunus telah dilakukan pada Desember 2020.
Namun dengan terjadinya invasi Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari lalu, pembelian sistem Neptune oleh Indonesia ini menjadi tak jelas nasibnya.
-RBS-