TNI AU bangun kekuatan udara berbasis integrasi data dan konektivitas

Kasau Marsekal TNI Fadjar PRasetyo Seminar Air Power HUT TNI AU ke-76Dispenau

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – TNI Angkatan Udara membangun kekuatan udara berbasis integrasi data dan konektivitas termasuk menyiapkan talent digital.

Hal tersebut merupakan tuntutan di mana karakteristik perang generasi kelima akan banyak bertumpu pada aksi atau ancaman non-kinetik.

Demikian dikatakan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo saat menjadi keynote speaker pada seminar internasional bertema “Pembangunan Kekuatan Udara Nasional untuk Menghadapi Ancaman Pada Era Perang Generasi ke-5” di Jakarta, Rabu (30/3/2022).

Seminar dilaksanakan dalam rangkaian peringatan HUT ke-76 TNI Angkatan Udara pada 9 April tahun ini.

“Karakter perang generasi kelima akan banyak bertumpu pada aksi atau ancaman non-kinetik. Dapat berupa disrupsi energi,  sosial, ekonomi, hingga dis-informasi, sehingga TNI AU harus membangun kekuatan udara dengan berdayakan integrasi data dan konektivitas,” kata Kasau.

Seminar diikuti secara luring oleh dua ratus peserta dan seribu peserta secara daring oleh para pejabat Kementerian dan Lembaga non Kementerian, pejabat Kemhan RI, Mabes TNI, Mabes TNI AD, TNI AL, TNI AU, Polri, Rektor Perguruan Tinggi, pimpinan BUMN, Komponen Cadangan,  para Direktur Utama Industri Pertahanan Dalam Negeri, para Atase Pertahanan dan Atase Udara, para Pakar dan pengamat militer kedirgantaraan dalam dan luar negeri serta media massa.

Tampil sebagai pembicara adalah Gubernur Lemhannas Andi Widjayanto, Pangkoopsud III Marsda TNI Samsul Rizal, Direktur Air And Space Power Centre Australia Group Captain Jason Baldock, Direktur Semar Sentinel Pte Ltd. (Perancis) Dr. Alban Sciascia, Vice President Bussines and Figther, Mobility and Seurveilance  and Panthom Works Fixed Wing (USA) Liutenan General (Ret) Steven M.Shepro, dan dosen Universitas Binus Curie Maharani, Ph. D.

Pada Sesi I seminar ini, Gubernur Lemhanas menekankan bahwa untuk menuju ke “The 5th generation air battle management” TNI harus memprioritaskan seluruh kapabilitas yang ada bersama domain lain di darat, laut dan siber.

Pembicara kedua Pangkoopsud III menekankan pentingnya TNI AU mendefinisikan ancaman secara akurat dan memilih teknologi serta wahana yang sesuai dengan kemampuan keuangan negara namun paling bermanfaat dalam mengatasi ancaman nyata.

Pembicara ketiga GPCAPT Jason Baldock menyatakan “The 5th generation air power” hanya bisa dibentuk dengan integrasi, network dan latihan, serta harus mampu cepat beradaptasi dalam konflik.

F-15EX
Selain jet tempur Rafale dari Prancis, TNI AU juga akan dilengkapi dengan F-15IDN dari Amerika Serikat. Foto: Boeing

Pada Sesi II, Steve Shepro menyampaikan bahwa dengan hadirnya F-15, TNI AU akan memiliki kemampuan operasional yang relevan, akses ke basis produksi yang kuat dan komunitas pengguna, serta peta jalan teknologi masa depan dengan peluang kerja sama untuk industri Indonesia.

Pembicara selanjutnya Alban Sciascia menyatakan bahwa pesawat Rafale adalah sebuah “Game Changer” bagi TNI AU karena dapat memenuhi semua kriteria dalam dojtrin kekuatan udara Indonesia.

Kemudian pembicara terakhir Curie Maharani menyampaikan pentingnya perencanaan termasuk menghitung biaya yang akan dikeluarkan tidak hanya dalam pembelian tetapi juga pemeliharaannya.

-Poetra-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *