AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Rusia terkena jepitan sanksi ekonomi, perdagangan, dan keuangan oleh Amerika Serikat dan negara-negara sekutu.
Rusia pun harus putar otak untuk tetap bisa bertahan di tengah berbagai kesulitan akibat pemblokiran-pemblokiran tersebut.
Moskow tidak diizinkan lagi mendapatkan impor pesawat dari Airbus dan Boeing serta suku cadangnya.
Maskapai penerbangan Rusia pun tidak diizinkan untuk melakukan operasi penerbangan ke bandara-bandara di AS dan Eropa Barat serta sejumlah negara lainnya pendukung kebijakan Barat.
Beruntunglah, masih ada kata untung, Rusia telah mengembangkan pesawat komersial MC-21 dan Sukhoi Superjet (SSJ) 100.
Pesawat MC-21 sedang melaksanakan pengujian akhir sebelum digunakan, khususnya untuk varian dengan mesin PD-14 buatan dalam negeri.
MC-21-310 yang dilengkapi dengan mesin Aviadvigatel PD-14 telah melakukan penerbangan perdananya pada 16 Desember 2020.
Sementara itu prototipe MC-21-300 yang diproduksi oleh Irkut Corporation (bagian dari United Aircraft Corporation) telah menyelesaikan pengujiannya di bawah suhu dingin yang ekstrem di Yakutsk.
Sejak 23 Januari 2022, pesawat dan sistemnya telah diuji di Yakutia pada suhu di bawah minus 30 derajat Celcius sebagai bagian dari upaya perpanjangan sertifikat tipe.
Wakil Perdana Menteri Rusia Yury Borisov mengatakan, Rusia saat ini sedang mempercepat implementasi proyek unggulan domestik termasuk pesawat MS-21 dan SSJ 100.
Ia mengatakan hal itu dalam perjalanan ke pabrik Aviastar di Ulyanovsk, seperti diberitakan RIA Novosti.
Borisov ingat bahwa selama beberapa tahun terakhir, industri penerbangan Rusia telah meluncurkan program substitusi impor.
“Tugas utamanya adalah memindahkan pelaksanaan program-program ini ke tanggal yang lebih awal,” tambah Wakil Perdana Menteri.
Dia mencatat bahwa tidak ada jeda dalam pekerjaan perusahaan industri penerbangan Rusia dan tidak akan ada.
“Ada dan tidak akan ada jeda dalam pekerjaan perusahaan, semua orang terus bekerja,” katanya.
-Jaden-