Pilot Ini Buang 30 Ton Avtur dan Mendarat Darurat demi Selamatkan Penumpang

Youtube

ANGKASAREVIEW.COM – Pilot pesawat B777-300ER China Eastern Airlines, Gu Jian, mengambil keputusan untuk membuang 30 ton avtur di udara dalam penerbangan flight MU587 dari Shanghai, China menuju New York, Amerika Serikat.

Seperti dilaporkan Asia One, China 24, dan CGTN, pendaratan darurat di Bandara Internasional Ted Stevens Anchorage, Alaska pada Jumat (23/3) malam itu dilaksanakan oleh pilot setelah menempuh delapan jam penerbangan dari waktu tempuh seluruhnya 15 jam menggunakan pesawat berbobot 282 ton.

Adalah seorang penumpang, perempuan berusia 60 tahun yang diidentifikasi bernama Ivy, mengalami sesak nafas dengan kondisi sangat buruk. Awak kabin yang mengetahui kejadian itu segera melakukan tindakan dengan cara memindahkan penumpang kelas ekonomi tersebut ke kelas bisnis agar pertolongan dapat dilakukan secara lebih leluasa.

Youtube

Di dalam pesawat, awak kabin juga meminta bantuan kepada penumpang yang kebetulan berprofesi sebagai dokter. Namun sang nenek yang ditemani putrinya itu tak jua membaik kondisinya dan kemudian malah pingsan.

Demi menyelamatkan nyawa penumpang, pilot Gu Jian akhirnya mengambil keputusan untuk segera mendaratkan pesawat di bandara alternatif. Masalah timbul karena pesawat masih memiliki bobot melebihi bobot pendaratan yang diizinkan. Pilot pun kemudian mengambil langkah untuk membuang bahan bakar (dump fuel atau fuel jettison) terlebih dahulu.

Pensiunan pilot senior John Cox dalam wawancara dengan USA Today menjelaskan, membuang bahan bakar adalah pilihan terbaik meskipun hal itu tidak ideal. Fuel dumping harus dilakukan di ketinggian tertentu yang memungkinkan bahan bakar cepat menguap di udara demi mencegah terjadinya bahaya langsung.

Wikipedia

Setelah mendapat izin dari pengendali lalu-lintas udara dan demi alasan keamanan, pilot Gu Jian pun kemudian menurunkan ketinggian pesawatnya untuk membuang bahan bakar.

Setelah itu ia mendaratkan pesawatnya dengan mulus di Ted Stevens Anchorage International Airport.

Usai mendarat, penumpang yang sakit segera dilarikan ke rumah sakit terdekat di Alaska. Pesawat selanjutnya melakukan pengisian ulang bahan bakar dan terbang lagi enam jam kemudian.

Laporan lanjutan menjelaskan, setelah dirawat di rumah sakit, sang nenek bersama putrinya melanjutkan perjalanan mereka keesokan harinya.

Capture

Beragam tanggapan mengemuka di berbagai laman internet. Ada yang memuji tindakan pilot dan awak kabin, ada juga yang mengritik pembuangan 30 ton bahan bakar di udara. Pihak pabrikan pesawat menanggapi, bahan bakar yang dibuang di udara dikeluarkan dalam bentuk gas dan oleh karena itu sangat kecil pengaruhnya terhadap kerusakan lingkungan.

Pembaca lain menyampaikan acungan jempol kepada seluruh awak kabin. Menyelamatkan nyawa, tulisnya, merupakan tindakan yang paling utama karena hal itu melebihi segalanya. (RON)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *