AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Akibat penundaan dan ketidakpastian pengiriman helikopter serang T129 ATAK buatan Turkish Aerospace Industries, Pakistan akhirnya resmi membatalkan pengadaannya, mengutip pemberitaan dari aviacionline.
Sebelumnya, pada 2018 telah ditandatangani kesepakatan dengan Turkish Aerospace Industries untuk memasok 30 unit T129 ATAK, senilai 1,5 miliar dolar AS.
Kegagalan penjualan ini diakibatkan oleh embargo yang diberlakukan oleh Amerika Serikat atas penggunaan mesin LHTEC T800-4A untuk T129 ATAK.
Mesin turboshaft ini dikembangkan bersama oleh Rolls-Royce Inggris dan perusahaan Honeywell asal Amerika Serikat.
Dengan kenyataan ini, Pakistan akhirnya kembali melirik helikopter serang WZ-10ME buatan Changhe Aircraft Industries Corporation (CAIC), China.
Diketahui, CAIC pernah membangun tiga sampel WZ-10M untuk Militer Pakistan, walau akhirnya menjatuhkan pilihannya kepada T129 ATAK.
Meski tak dipilih Pakistan, CAIC tetap menawarkannya untuk pasar internasional dengan kemampuan yang telah di-upgrade. Heli ini diluncurkan tahun 2018 dan dinamai sebagai WZ-10ME.
WZ-10ME menawarkan sistem penanggulangan aktif dan pasif, sistem peringatan rudal mendekat, RWR (radar warning receiver), infrared jammer, dan lFF interrogator baru.
Lalu nosel knalpot mesin juga baru untuk mengurangi jejak inframerah, mesin 1.200 kW yang lebih bertenaga, magasin amunisi yang lebih besar, serta appliqué graphene-based armor panels (AGBAP).
Menurut CAIC, WZ-10ME memiliki kemampuan tempur siang-malam segala cuaca dan dapat membawa berbagai senjata seperti rudal udara ke darat, rudal udara ke udara, dan roket.
WZ-10ME dapat diandalkan untuk menghancurkan benteng pertahanan musuh, target darat bergerak lapis baja, dan bertempur dengan helikopter musuh.
Jika pembelian ini terlaksana, maka Pakistan akan menjadi pelanggan ekspor pertama helikopter serang buatan China, seperti halnya pelanggan asing pertama untuk jet tempur J-10C.
-RBS-
Padahal udah di tawari pake mesin buatan Turki . Tp Pakistan menolak.