AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Perusahaan penghasil drone kenamaan asal Turki, Baykar pada Rabu (27/10), mengatakan akan mengekspor kendaraan udara tak berawak (UCAV) Bayraktar TB2 ke sebuah negara pembeli yang tak ungkapkan.
“Kami telah menyelesaikan kontrak ekspor UCAV Bayraktar TB2 dengan satu negara lagi. Dengan perjanjian ini, jumlah negara tujuan ekspor menjadi 13,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan di akun twitternya.
Awal bulan Oktober ini, sumber yang berbicara kepada Reuters mengatakan Turki telah memperluas ekspor drone tempurnya yang terkenal dengan menegosiasikan kesepakatan dengan Maroko dan Ethiopia.
Minat yang meningkat pada Bayraktar TB2 ini mengikuti keberhasilan penggunaannya dalam konflik antara Armenia dan Azerbaijan atas wilayah Nagorno-Karabakh tahun 2020 lalu.
Militer Turki juga menggunakan drone Bayraktar TB2 tahun lalu di Suriah serta di Libya di mana Ankara mendukung pemerintah yang berbasis di Tripoli melawan pasukan timur yang didukung oleh Rusia, Uni Emirat Arab dan Mesir.
Baru-baru ini pada 26 Oktober, Angkatan Bersenjata Ukraina juga membagikan video yang menunjukkan Bayraktar TB2 menghancurkan howitzer yang digunakan oleh separatis pro-Rusia di Donbass.
Mengutip Daily Sabah, hingga saat ini Bayraktar TB2 telah dijual Turki ke negara asing termasuk Ukraina, Qatar, Azerbaijan, dan juga Polandia yang menjadi negara anggota Uni Eropa dan NATO pertama yang menggunakannya.
Latvia juga mengisyaratkan bahwa itu bisa menjadi negara anggota Uni Eropa dan NATO kedua yang mengakuisisinya.
Arab Saudi juga dilaporkan tertarik membeli drone Bayraktar TB2, lalu Albania dan Kirgistan telah menunjukkan minat untuk mencapai kesepakatan guna mendapatkan drone intai serang kelas MALE (Medium Altitude Long Endurance) ini.
Dari kawasan Asia Tenggara, negeri jiran Malaysia diberitakan juga tertarik dengan drone yang telah mendapatkan cap battle proven ini.
RBS