AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Kesuksesan Dassault Aviation menjual 36 jet tempur Rafale untuk Angkatan Udara India, menginspirasi raksasa perusahaan pertahanan Perancis itu untuk menawarkan Rafale M bagi Angkatan Laut India (IN).
Rafale M dirancang untuk beroperasi di kapal induk di mana saat ini India sedang berancang-ancang mencari pengganti armada MiG-29K.
Dassault mengatakan, Rafale M akan diikutsertakan dalam bidding pengadaan jet tempur kapal induk IN pada tahun depan.
Pesawat ini akan menunjukkan kemahirannya lepas landas di fasilitas latihan ski-jump IN di INS Hansa, Goa.
Seperti diberitakan The Print, sumber di Kementerian Pertahanan India menyatakan, Dassault telah mengajukan proposalnya dalam penawaran Rafale M kepada New Delhi.
Dassault siap memboyong Rafale M ke India pada awal Januari 2022 jika hal itu diperlukan.
Kapal induk Perancis Charles de Gaulle menggunakan sistem CATOBAR (Catapult Assisted Take-Off But Arrested Recovery) untuk peluncuran pesawat di deknya.
Sementara kapal induk terbaru India INS Vikrant yang sedang dalam pengujian saat ini, menggunakan sistem STOBAR (Short Take-Off But Arrested Recovery).
Dengan sistem tersebut, dibutuhkan demonstrasi kemampuan Rafale dapat lepas landas menggunakan sistem tersebut.
Selain Dassault, Boeing juga telah menyatakan kesanggupannya untuk mendemonstrasikan F/A-18E/F Super Hornet dalam persaingan pengadaan jet tempur kapal induk untuk IN.
Desember 2020, Boeing telah menunjukkan kemampuan Super Hornet lepas landas menggunakan ski-jump. Namun demonstrasi tersebut dilaksanakan di Naval Air Station Patuxent River, AS.
Sementara itu, India melalui Organisasi Penelitian dan Pengembangan Pertahanan (DRDO) saat ini sedang mengerjakan Pesawat Tempur Berbasis Kapal Induk Bermesin Kembar (TEBDF) untuk kapal induk terbaru mereka.
Meski demikian, Dassault maupun Boeing tetap melihat celah kemungkinan bahwa India akan membeli jet tempur produk asing dengan sejumlah persyaratannya.
RNS