33 kapal perang dan 16 pesawat udara dikerahkan TNI AL ke Dabo Singkep

LatopsfibTNI AL

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – TNI Angkatan Laut menggelar Latihan Operasi Amfibi (Latopsfib) di Dabo Singkep, Kepulauan Riau. Dalam latihan ini TNI AL mengerahkan 33 kapal perang, 16 pesawat udara, 39 material tempur Korps Marinir, dan 4.300 prajurit.

Latopsfib yang digelar TNI AL ini merupakan latihan puncak, sehingga bentuk latihan bersifat gabungan dari Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) yakni KRI (Kapal Perang Republik Indonesia), Pesawat Udara (Pesud), Marinir, dan Pangkalan.

Hal itu dikatakan oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono saat memimpin Apel Gelar Pasukan Latopsfib tahun 2021 di Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) II, Tanjung Priok, Jakarta pada Jumat (22/10).

Tujuan dari latihan ini, kata Yudo, adalah untuk meningkatkan profesionalisme prajurit TNI AL dan kesiapan operasional dan sebagai tolok ukur hasil pembinaan latihan serta keterpaduan komponen SSAT.

Sistem kesenjataan TNI AL yang dikerahkan berasal dari Komando Armada (Koarmada) I, Koarmada II, Korps Marinir, serta Pusat Hidrografi dan Oseanografi.

Pada Sabtu (23/10), Latopsfib 2021 memasuki tahap Gerakan Menuju Sasaran Satu (GMS I).

Dalam latihan ini, kapal perang harus melewati rintangan dari serangan musuh di tengah laut berupa serangan dari bawah air, permukaan, dan udara.

Yudo Margono dan para pejabat dari Markas Besar TNI AL (Mabesal) serta para Panglima Komando Utama (Pangkotama) TNI AL menyaksikan langsung latihan tersebut dari Kapal Markas KRI Makassar-590.

KSAL kepada media mengatakan, TNI AL menganut SSAT di mana sistem ini sarat teknologi. Konsekuensinya, sumber daya manusia (SDM) TNI AL harus mumpuni.

Ia menandaskan, SDM merupakan kunci utama, mengingat filosofi TNI AL bukan manusia yg dipersenjatai, tetapi senjata yang diawaki.

“Untuk itu manusianya harus adjustable, cepat menyesuaikan dengan persenjataan yang sarat teknologi. Personel TNI AL dituntut memiliki kemampuan dalam bidan teknologi sebagai pengawak alutsista berteknologi sesuai bidangnya masing-masing,” jelasnya seperti disiarkan Dispenal.

Latopsfib 2021
TNI AL

Dijelaskan pula bahwa TNI Angkatan Laut sebagai bagian dari komponen utama pertahanan negara di laut bertanggung jawab untuk melaksanakan pembinaan kesiapan tempur matra laut.

Untuk itu, ujarnya, kekuatan Armada Laut harus selalu siap digelar setiap saat. 

Yudo juga berharap, TNI AL perlu dibangun menjadi sebuah armada perang yang memiliki daya gentar tinggi termasuk di dalamnya peningkatan profesionalisme prajurit pengawaknya. 

Latopsfib 2021
TNI AL

Latihan Operasi Amfibi digelar oleh TNI AL setiap tahunnya sebagai bentuk implementasi nyata dari pembinaan dan pembangunan kekuatan TNI AL menuju kekuatan laut yang siap dioperasikan (Operational Ready Force). 

“Hal ini diperlukan untuk menjawab tantangan dinamika perkembangan lingkungan strategis yang selalu berubah dengan cepat. Oleh karena itu, dibutuhkan kekuatan angkatan laut yang mampu untuk digerakkan setiap saat dalam situasi apapun,” pungkas Yudo.

RNS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *