AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Hampir seluruh pabrikan pesawat baik milik pemerintah China dalam naungan AVIC Group dan milik swasta, beramai-ramai mengembangkan wahana intai bersenjata tanpa awak kelas MALE (Medium-Altitude, Long Endurance).
Fakta ini menjadikan China sebagai produsen utama drone militer dunia menyusul Israel dan Amerika Serikat.
Berikut diantaranya:
Pabrik pesawat Chengdu Aircraft Industry Group (CAIG) memiliki tiga produk unggulan, GJ-1 Wing Loong 1 (Pterodactyl I) lalu GJ-2 Wing Loong 2 (Pterodactyl Il), dan drone bermesin jet Wing Loong 10 (Wind Shadow/Cloud Shadow).
Perusahaan Guizhou Aircraft Industry Corporation (GAIC) menawarkan dua drone, keluarga Harrier Hawk (Yao Ying ) dan drone bermesin jet WZ-2000 (sebelumnya dikenal sebagai WZ-9).
Perusahaan kedirgantaraan Harbin Aircraft Industry Group (HAIG) menawarkan drone model klasik twin boom BZK-005.
Kemudian China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC) dengan keluarga drone Rainbow (Cai Hong) yang cukup populer yakni CH-4 dan CH-5.
Hiwing Aviation General Equipment Co. Ltd. bagian dari China Aerospace Science & Industry Corp. (CASIC) dengan drone bermesin jet WJ-700.
Ada pula Zheng Tian Guide Control Technology Co. (populer dengan sebutan ZT Guide) merancang drone FL-1.
Perusahaan Tengoen Technology (kadang disebut Tengdun) menawarkan drone TB001 Twin Tailed Scorpion.
Pemain lainnya, Aeromarine Intelligent Equipment Company bagian dari China Shipbuilding Industry Corporation merancang drone berbasis kapal induk HK-5000.
RBS