AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Setelah sukses terbang perdana pada 20 Agustus 1969, pesawat IA-58 Pucara mulai resmi berdinas di Angkatan Udara Argentina (FAA) pada Mei 1975.
Sejak itu perusahaan Fábrica Militar de Aviones (FMA) memproduksi Pucara sekitar 110 pesawat.
Dalam perjalanan sejarahnya, FMA pernah meluncurkan proyek peningkatan kemampuan Pucara. Pertama bermesin turbofan pada akhir 1970-an.
Sebuah pesawat IA-58A dimodifikasi dengan menanggalkan mesin turboprop Turbomeca Astazou XVIG (berdaya 729 kW) dan menggantinya dengan mesin tutbofan Garrett TPE331 -11-601W (berdaya 746 kW).
Prototipe Pucara bermesin jet ini dikabarkan sukses mengudara pertama tahun 1980.
Sayangnya pesawat yang akan dinamai ulang sebagai IA-66 ini akhirnya dibatalkan.
Selanjutnya pasca perang Falklands (Malvinas) dan mengambil pelajaran darinya, FMA meluncurkan proyek baru untuk meningkatkan kemampuan Pucara (disebut sebagai Pucara Charlie).
Semula pesawat hanya berperan antigerilya (COIN)/serang darat ringan. Selanjutnya Pucara mendapatkan kemampuan tambahan untuk misi antikapal dan antihelikopter.
Modifikasi utama yang dilakukan adalah menanggalkan tempat duduk pilot depan. Lalu menanamkan kanon lebih besar DEFA 30 mm dan kemampuan untuk membawa rudal udara ke udara Matra R550 Magic dan rudal udara ke permukaan Martin Pescador di bawah sayapnya.
Perlindungan lapis baja di sekitar kokpit juga ditambahkan serta menanamkan rangkaian sistem EW yang lebih canggih.
Meskipun prototipe Pucara Charlie sukses terbang perdana pada 30 Desember 1985, tetapi rencana untuk mengubah lima belas lagi untuk AU Argentina dibatalkan tahun 1988 karena kurangnya dana.
Rangga Baswara Sawiyya