AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Jet latih T-45 Goshawk milik Angkatan Laut AS (US Navy) akan menerima sistem pasokan oksigen generasi baru. Hal ini sebagai solusi atas sejumlah kejadian di mana para pilot T-45 melaporkan adanya gejala hipoksia saat menerbangkan pesawat itu.
Pembuatan sistem pasokan oksigen baru pada T-45, akan dilaksanakan oleh Cobham Mission Systems. Perusahaan ini sebelumnya telah memproduksi sistem pasokan oksigen GGU-7 yang digunakan pada T-45 Goshawk.
Kotrak untuk pembuatan GGU-25, kata Cobham, telah didapatkan dari US Naval Air Systems Command (NAVAIR).
GGU-25 merupakan versi terbaru dari GGU-7. Alat ini mampu menyediakan oksigen ideal untuk pilot sambil memantau dan merekam data operasional yang diperlukan secara waktu nyata.
Seperti dibetikan, pada 2017 pilot Angkatan Laut AS melaporkan adanya gejala hipoksia saat menerbangkan T-45.
Pada bulan Agustus di tahun itu sebuah jet T-45 dari Pangkalan Udara Angkatan Laut Kingsville jatuh di sebuah lapangan. Siswa dan instruktur melakukan eject dari pesawat dan selamat.
Sebulan kemudian, T-45 jatuh di Stasiun Udara di Meridian. Siswa dan instruktur kembali dapat menyelamatkan diri dengan cara keluar dari pesawat menggunakan kursi lontar.
Atas kejadian-kejadian itu, 100 instruktur memutuskan untuk menghentikan aktivitas dan menolak menerbangkan pesawat tersebut.
Akibatnya, seluruh armada pesawat latih T-45 Goshawk tidak beroperasi selama enam bulan.
Telah digunakan selama 30 tahun
T-45 Goshawk merupakan jet latih versi laut dari pesawat BAe Hawk buatan Inggris. T-45 dibuat oleh McDonnell Douglas yang saat ini telah bergabung ke Boeing.
Selama 30 tahun terakhir, pesawat T-45 Goshawk digunakan oleh US Navy untuk melatih para pilotnya.
Tahun lalu, Departemen Pertahanan AS telah meminta informasi mengenai sejumlah pesawat latih untuk menggantikan T-45 Goshawk.
Salah satu yang dilirik adalah jet latih Boeing T-7A Red Hawk yang akan digunakan oleh Angkatan Udara AS (USAF).
Tanto Eagle