AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Meskipun saat ini AU Kerajaan Thailand (RTAF) tidak/belum diperkuat oleh drone intai bersenjata (UCAV), namun telah ada upaya untuk mengembangkan kendaraan udara tak berawak bersenjata kecil (Small Tactical Unmanned Aerial System) buatan dalam negeri.
Pengembangannya dimotori oleh RV Connex, Thailand. Drone yang dijuluki Sky Scout -X ini pertamakali diperkenalkan kepada publik dalam pameran persenjataan DSI 2019 di Bangkok, Thailand tanggal 18-21 November 2019.
Dalam pameran tersebut, dibawah sayap Sky Scout-X terlihat dilengkapi dengan rudal mini FreeFall Lightweight Multirole Missiles (FFLMM) buatan Thales Air Defense, Inggris.
Rudal FFLMM hanya memiliki panjang 70 cm dan berat kurang dari 6 kg. Dipandu oleh inersia INS dan dilengkapi dengan GPS satelit. Hulu ledaknya sekitar 2 kg dan berjangkauan 4 km saat diluncurkan dari ketinggian 3.000 m.
Untuk spesifikasinya, Sky Scout-X berdimensi panjang 3,6 meter dan rentang sayap 6,2 meter. Berbobot lepas landas maksimum (MTOW) 140 kg serta muatan 10 kg.
Sky Scout-X dilengkapi dengan mesin boxer model pusher berdaya 25 hp dengan kecepatan terbang sekitar 100 km/jam. Drone dapat berkeliaran di udara selama kurang lebih 6 jam.
Dilansir dari situs aagth1, Sky Scout-X belum menerima penandatanganan kontrak resmi dari RTAF. Dijelaskan pekerjaan pengembangannya termasuk tes dan evaluasi baru akan selesai tahun 2022 mendatang.
Namun kini AU Negeri Gajah Putih ini telah menggunakan 17 unit varian tak bersenjata Sky Scout (dinamai ulang sebagai RTAF U1). Seremoni peluncurarannya telah dilakukan pada 14 November 2019 silam.
Rangga Baswara Sawiyya