AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah menerima laporan bahwa sistem autrothrottle pada pesawat Boeing 737-500 PK-CLC milik Sriwijaya Air yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021 bermasalah sebelum kecelakaan terjadi.
Sistem autothrottle berfungsi mengontrol tenaga mesin pesawat saat sedang diterbangkan secara otomatis.
Ketua Subkomite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcayho Utomo mengatakan, adanya masalah dengan sistem autothrottle pesawat PK-CLC yang menewaskan seluruh penumpang dan awak pesawatnya itu dilaporkan beberapa hari sebelum pesawat itu jatuh.
“Ada laporan kerusakan pada autothrottle beberapa hari sebelumnya kepada teknisi di log perawatan, tapi kami tidak tahu apa masalahnya,” ujar Nurcahyo seperti diberitakan Reuters.
Ia berharap, perekam suara kokpit (CVR) pesawat itu dapat ditemukan untuk memastikan pembicaraan apa yang dilakukan oleh pilot dan kopilot pada saat-saat kritis sebelum pesawat jatuh.
Pada saat kejadian, tidak ada laporan dari pilot kepada pengatur lalu-lintas udara perihal adanya kerusakan di pesawat.
PK-CLC jatuh empat menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng dalam penerbangan menuju Pontianak, Kalimantan Barat. Di dalam manifes pesawat terdapat 62 orang, terdiri dari 50 penumpang dan 12 awak pesawat (dua set kru).
Investigator mengatakan, autothrottle dapat menghasilkan lebih banyak daya dorong di salah satu dari dua mesin jet pada pesawat PK-CLC.
Jika pilot tidak berhasil menangani daya dorong mesin yang tidak merata itu, pesawat dapat berbelok ke samping atau bahkan turun secara tiba-tiba.

Namun demikian, saat ini KNKT belum bisa memastikan apakah masalah pada sistem autothrottle berkontribusi pada kecelakaan tragis SJ182 itu.
Disebutkan Nurcahyo, pilot bisa saja terbang dengan sistem autothrottle yang tidak berfungsi karena pilot dapat mengendalikan pesawa secara manual.
KNKT akan menyampaikan laporan awal investigasi kecelakaan pesawat Sriwijaya PK-CLC nomor penerbangan SJ182 pada 30 hari pasca terjadinya kecelakaan, yaitu pada Februari mendatang.
Nurcahyo menyebut, KNKT telah berhasil mengunduh rekaman data dari Flight Data Recorder (FDR) PK-CLC.
Roni Sont